Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Learning)
Setiap siswa memiliki cara belajarnya masing-masing. Mereka berbeda satu dengan lainnya dalam cara bagaimana dia belajar secara baik dan efektif. Dalam penjelasan yang terdapat pada aplikasi yang diluncukan Kemendikbudristek, yaitu aplikasi "Merdeka Belajar", dijelaskan secara jelas bahwa setiap siswa adalah "unik". Pengertian unik itu sendiri adalah berbeda satu dengan lainnya, mempunyai ciri khas tersendiri.Dalam aplikasi tersebut, juga dijelaskan mengenai cara pelaksaan mengajar berdiferensi, cara assessmen, dan cara proses pembelajaran yang berdiferensi.
(Every student has their own way of learning. They differ from one another in the ways in which he learns well and effectively. In the explanation contained in the application launched by the Ministry of Education and Technology, namely the "Merdeka Learning" application, it is clearly explained that each student is "unique". The unique definition itself is different from one another, has its own characteristics. In the application, it also explains how to implement differentiated teaching, how to assess, and how to differentiate the learning process.)
Dalam kesempatan ini, kita akan bahas mengenai pembelajaran berdiferensi berdasarkan pemaparan dari aplikasi " Merdeka Belajar" dengan penjelasan dari suatu jurnal mengenai menyelaraskan pembelajaran dengan tipe belajar siswa.
(On this occasion, we will discuss about differentiated learning based on the presentation of the application "Freedom of Learning" with an explanation from a journal about aligning learning with the type of student learning.)
Baca juga tentang Motivasi siswa dalam belajar
Menurut pemaparan dari aplikasi "Merdeka Belajar" didapatkan penjelasan mengapa harus berdiferensi, tujuan, bagaimana mengetahui tipe belajar siswa dan bagaimana pelaksanaan pembelajaran berdiferensi. Untuk lebih lengkapnya silahkan di dowload aplikasi Merdeka Belajar di google playstore. (According to the explanation of the "Merdeka Belajar" application, an explanation of why there should be differentiation, the purpose, how to know the type of student learning and how to implement differentiated learning. For more details, please download the Merdeka Learn application on the google playstore.)
Menurut sebuah jurnal, bahwa terdapat kasus dimana siswa gagal dalam pembelajaran. Siswa merasa kurang bersemangat, sering merasakan kebosanan dan juga sering mendapatkan nilai tes yang kurang baik. Disisi lain, guru juga merasakan bahwa pembelajaran yang sudah dilaksanakan sudah baik, namun mengapa hasil tes siswa, terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai yang kurang memuaskan. Hal ini yang mendasari pemikiran bahwa mungkin ada ketidaksesuaian antara tipe belajar siswa dengan cara mengajar guru tersebut. (According to a journal, that there are cases where students fail in learning. Students feel less enthusiastic, often feel bored and also often get poor test scores. On the other hand, the teacher also felt that the learning that had been carried out was good, but why did the student test results, there were some students who got unsatisfactory scores. This is what underlies the idea that there may be a discrepancy between the type of student learning and the way the teacher teaches.)
Untuk mengurangi gap antara tipe belajar siswa dengan cara mengajar guru, beberapa peneliti menganjurkan untuk menyelaraskan antara tipe belajar siswa dengan cara mengajar guru. (To reduce the gap between the types of student learning and the way teachers teach, some researchers recommend aligning the types of student learning with the way teachers teach)
Menurut kebiasaan yang terjadi dalam pembelajaran di Asia Tenggara, pembelajaran pada umumnya didominasi oleh pembelajaran teacher-centered, book-centered dan lebih menekankan kepada tipe pembelajaran hafalan. (Liu & Littlewood, 1997). Kebanyakan siswa menganggap bahwa pembelajaran merupakan transmisi atau transfer pengetahuan melalui guru, bukannya siswa menemukan sendiri. Sehingga dengan kebiasaan tersebut, maka siswa terbiasa dengan sistem pengajaran teacher-centered dimana mereka akan menerima pengetahuan dari guru, dan kurang tertarik untuk menemukan jawaban sendiri. (According to the habits that occur in learning in Southeast Asia, learning is generally dominated by teacher-centered, book-centered learning and places more emphasis on rote learning. (Liu & Littlewood, 1997). Most students assume that learning is a transmission or transfer of knowledge through the teacher, rather than students discovering themselves. So with this habit, students are accustomed to a teacher-centered teaching system where they will receive knowledge from the teacher, and are less interested in finding answers on their own.)
Bagaimana Menyelaraskan tipe belajar siswa dengan cara Mengajar Guru (How to Align the type of student learning by Teaching Teachers)- Mendiagnosis tipe belajar siswa dan juga kesadaran diri siswa dalam belajar. (Diagnosing students' learning types and also students' self-awareness in learning.)
- Mengubah cara mengajar agar selaras dengan tipe belajar siswa. (Change the way of teaching to suit the type of student learning.)
- Mendorong siswa untuk merubah tipe belajar dan memandu siswa dalam perubahan tipe belajar. (Encourage students to change the type of learning and guide students in changing the type of learning.)
- Memberikan aktivitas atau kegiatan yang berbeda untuk setiap grup atau kelompok. (Provide different activities or activities for each group or groups.)
- Menekankan terjadinya student-centered, (Emphasizes student-centeredness,)
- Menyelaraskan antara tipe belajar siswa dengan cara mengajar Guru, (Align between the types of student learning with the teacher's way of teaching,)
- Mendiagnosis tipe belajar siswa, (Diagnosing student learning types,)
- Memberikan aktivitas atau kegiatan yang berbeda untuk setiap grup atau kelompok. (Provide different activities or activities for each group or groups.)