Sekolah Penggerak menjadi jargon yang bersandingan dengan Merdeka Belajar. Sekolah Penggerak ini nantinya akan menjadi penggerak pendidikan unggul untuk Bangsa. Dalam prosesnya, program ini dimotori oleh Komunitas Penggerak guna meningkatkan capaian belajar peserta.
Dalam sekolah penggerak, siswa dinomor satukan dari semua keputusan sekolah. Jadi, bisa dikatakan setiap program yang dijalankan oleh sekolah nantinya akan berfokus pada perkembangan siswa dan memiliki peluang lebih besar dalam melakukan peningkatan dalam pencapaian belajar.
Program Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak
Anggaran Pendidikan milik satuan pendidikan harus diprioritaskan untuk mutu pembelajaran dan pengajaran ke arah yang lebih baik. Seperti misalnya memberikan pelatihan dan bimbingan terhadap guru-guru agar lebih memahami karakteristik siswa dalam pengajaran yang dilakukan.
Tidak hanya guru yang mengobservasi pembelajaran, melainkan kepala sekolah juga harus mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan di kelas guna mengevaluasi dan memberikan umpan balik terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru-gurunya.
Penerapan Program Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak
Antar guru dapat saling membantu satu sama lain dengan melalui diskusi, memberi masukan, dan tips-tips guna meningkatkan mutu pembelajaran di sekolahnya. Melalui perkumpulan yang diadakan oleh guru, diharapkan terjadinya tukar pikiran untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Setiap satuan pendidikan sepatutnya menyadari bahwa partisipasi siswa merupakan hal paling penting. Semakin aktif siswa dalam kegiatan, semakin tinggi pula rasa ingin tahu dan minat belajar siswa. Dengan demikian, pembelajaran yang dilakukan dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa.
Biasanya, model pembelajaran yang dilakukan dalam sekolah penggerak lebih ke arah project based learning. Para siswa diajak menyelesaikan sebuah tantangan berbasis projek bersama siswa lainnya dengan panduan guru sebagai fasilitator.
Tujuan Program Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak
Setiap siswa memiliki potensi yang berbeda-beda, maka dari itu dalam sekolah penggerak mempercayai bahwa setiap anak memiliki keistimewaannya masing-masing dan dapat mencapai kesuksesannya. Tidak hanya siswa, setiap guru pun punya potensi kesuksesan berbeda-beda yang dapat dikembangkan.
Cara menerapkan kurikulum dan pembelajaran di kelas juga perlu berdasarkan segmentasi, sebab setiap siswa memiliki tingkat kecerdasan, pemahaman, dan kebutuhan belajar yang berbeda-beda. Disinilah sekolah penggerak menerapkan proses pembelajaran yang dapat merangkul kebutuhan semua siswa.
Secara garis besarnya, disinilah peran sekolah sebagai penggerak untuk mengarahkan para siswa baik secara kognitif maupun karakter dimerdekakan guna mencapai karakteristik pelajar pancasila dan terciptanya sumber daya manusia yang unggul.
Sehebat apapun teknologi, infrastruktur, maupun penerapan dalam sekolah, peran guru tidak akan tergantikan oleh apapun. Guru penggerak merupakan ujung tombak dalam melakukan perubahan nyata pada perkembangan pendidikan.
Keistimewaan guru penggerak yaitu tidak hanya kreatif dalam mengajar, mampu mendorong peningkatan prestasi para peserta didik, dan berperan aktif. Tetapi mampu menjadi coach, tauladan, dan pusat transformasi bagi ruang lingkup pendidikan.
Bergabung Menjadi Bagian Program Guru Penggerak
Jika anda tertarik menjadi bagian dari guru penggerak, anda bisa mendaftar melalui laman resmi kemdikbud dengan memasukkan email dan password. Siapkan esay dan data diri untuk tahap pertama, selanjutnya proses micro teaching dan wawancara.
Jika memenuhi kriteria, maka nama Anda akan tercantum dalam daftar peserta yang lolos seleksi. Anda akan mengikuti pendidikan selama enam bulan dengan pengalaman pembelajaran menarik bersama komunitas belajar.
Hal ini sangat bermanfaat tentunya karena dapat meningkatkan kompetensi sebagai guru untuk melaksanakan pembelajaran student centered yang mampu mengoptimalkan capaian hasil belajar peserta didik.
Ikut sertalah dalam Program Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak untuk perubahan pendidikan Indonesia yang lebih baik. Kalau bukan kita, siapa lagi?