Salam dan bahagia ibu dan bapak guru
Menjadi guru bukan hanya tampil dan menyampaikan materi depan murid-murid saja melainkan memberikan perhatian pada setiap perkembangan murid seperti yang disampaikan pada materi assessment diagnostik
Setiap Murid memiliki :
- kebutuhan,
- kemampuan,
- latar belakang,
- pengalaman,
- tingkat kematangan yang berbeda-beda
Jadi perlu kita sadari bahwa murid datang ke kelas kita dengan kebutuhan dan kemampuan yang beragam
Ibaratnya berlari posisi garis awal masing-masing peserta didik bisa beraneka ragam tapi kita memiliki tujuan pembelajaran yang ingin mereka capai
Kita ambil contoh dalam pelajaran PJOK
Misal tujuan pembelajaran kita adalah murid dapat mempraktikkan berenang gaya bebas tentunya dalam satu kelas kemampuan setiap murid akan berbeda
Agar lebih jelas simak ilustrasi berikut:
Seorang guru PJOK difase B akan melaksanakan pembelajaran berenang. Rencananya ia akan memberikan materi renang gaya bebas kepada muridnya setelah seluruh muridnya Siap dengan memakai perlengkapan berenang dan melakukan gerakan pemanasan ia kemudian masuk ke dalam kolam dan memberikan contoh Bagaimana berenang gaya bebas
Kemudian ia menginstruksikan kepada murid-muridnya untuk masuk ke dalam kolam diluar dugaan ternyata tidak semua murid dapat mengikuti instruksi yang ia Katakan ada beberapa murid yang hanya duduk dipinggir kolam ada yang menangis karena takut dengan kedalaman kolam dan ada pula murid yang loncat masuk ke dalam kolam serta beberapa murid yang langsung berenang gaya bebas
Nah dengan situasi yang seperti ini terlihat dengan jelas kalau respon murid terhadap aktivitas pembelajaran bisa Jadi berbeda-beda tergantung pengalaman gerak dan karakteristik setiap murid ada yang sudah Mahir bahkan ada yang masih takut dengan air
Karena kemampuan berbeda, proses belajar tidak bisa disamakan untuk setiap murid makanya dibutuhkan assessment diagnostik agar kita dapat memetakan kemampuan murid
Sekarang mari kita praktekkan cara merancang assessment diagnostiknya
Pertama mengidentifikasi kemampuan prasyarat yang perlu dimiliki untuk dapat mempraktikkan berenang gaya bebas anak harus dapat melakukan masuk ke dalam kolam tanpa rasa takut memasukkan kepala ke dalam air membuang gelembung udara melalui mulut dan hidung mengapung dengan posisi telungkup
Kedua menyusun instrumen asesmen diagnosis untuk mengidentifikasi kemampuan prasyarat tersebut murid blue melakukan praktek dan guru melakukan observasi sehingga instrumen yang paling tepat adalah lembar pengamatan ketiga melaksanakan asesmen diagnosis
Cara diagnosis yang dipilih adalah dengan mengobservasi praktek yang dilakukan siswa praktek dilakukan siswa secara bertahap sesuai kemampuan prasyarat yang sudah ditentukan
Pertama guru menginstruksikan murid untuk duduk ditepi kolam dan posisi kaki masuk ke dalam lalu kaki digerakkan ternyata masih ada murid yang menangis dan tidak nyaman saat wajahnya terkena cipratan air
Selanjutnya guru menginstruksikan murid untuk masuk dan berdiri di dalam air ternyata masih ada yang takut berada di dalam air
Kemudian guru menginstruksikan murid untuk memasukkan ke seluruh tubuh ke dalam air dan membuat gelembung udara ternyata ada murid yang sudah Mahir namun masih ada juga yang belum bisa bahkan menolak melakukannya
Langkah berikutnya diinstruksikan untuk melakukan posisi badan mengapung hasilnya ada yang sudah bisa ada juga yang masih belum sempurna dan ragu-ragu
Setelah itu guru menanyakan kepada murid Apakah ada yang dapat mempraktekkan berenang gaya bebas
Ternyata ada dua murid yang sudah bisa walaupun ada teknik yang Perlu diperbaiki
Hasil dari lembar amatan tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan pemetaan murid
Contoh pemetaannya misalnya membagi murid kedalam empat tipe.
- Tipe satu masih takut air atau bahkan perlu dibujuk untuk dapat masuk ke dalam kolam
- Tipe kedua sudah bisa masuk ke dalam kolam tetapi belum bisa atau belum konsisten untuk memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam air dan belum bisa atau belum konsisten membuat gelembung di dalam air
- Tipe ketiga sudah bisa mengambang atau meluncur tetapi belum dapat menggerakkan kaki dan tangan
- Tipe keempat sudah bisa menggerakkan kaki dan tangan renang gaya bebas tetapi belum konsisten
Dari hasil asesmen mendiagnosis ini guru dapat Menyiapkan metode pembelajaran yang dapat mengakomodasi semua kategori
Inilah fungsi assessment diagnostik bagi guru sebagai pemandu dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya dan meningkatkan mutu pembelajaran semua murid dengan empat tipe ini kemudian akan mengikuti proses belajar dengan tujuan pembelajaran yang sama yaitu mempraktekkan berenang gaya bebas
Tapi bagaimana dengan murid yang tipe satu dengan kondisi masih takut air bagaimana ia bisa langsung praktekkan gaya bebas kemudian Bagaimana dengan murid yang sudah di tipe keempat dengan kemampuan yang sudah ia miliki tentu ia akan bosan jika gurunya mengajarkan ketrampilan dasar yang sudah ia kuasai sehingga murid Ini Membutuhkan tantangan lebih
Di sinilah kita perlu menyiapkan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran dengan begitu kita bisa mengarahkan murid pada kriteria-kriteria yang sudah ditentukan
Kriteria ketercapaian tujuan dapat dibagi kedalam empat sampai lima tingkatan capaian yang menggambarkan pencapaian yang berbeda-beda
Murid Tipe ke-1 yang masih takut air maka dapat dibimbing untuk minimal mencapai tingkat berkembang yaitu bisa mempraktekkan kontrol nafas mengapung dan posisi badan yang stabil
Sedangkan murid tipe keempat yang sudah mempunyai kemampuan renang gaya bebas dengan Mahir maka target pencapaiannya adalah kecepatan dalam menuntaskan jarak yang sudah ditentukan
Kemampuan prasyarat lain PJOK di fase B
- Mulai dapat menghormati orang lain
- Menunjukan perilaku bertanggung jawab dalam menyimak arahan dan umpan balik dari guru
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Keinginan untuk berpartisipasi dalam berbagai permainan yang diberikan oleh guru
Nah prasyarat ini juga perlu dilakukan assessment diagnosis agar guru dapat memetakan kemampuan secara menyeluruh sesuai capaian pembelajaran. Asesmen mendiagnosisnya bisa dilakukan di awal tahun pembelajaran dengan cara
- analisis rapor tahun sebelumnya
- mengobrol dengan guru dijenjang sebelumnya atau
- menggunakan teknik asesmen seperti observasi
Hasil observasi dan perkembangan murid dapat dicatat dalam bentuk Lembar pengamatan atau catatan anekdotal, sehingga guru selalu memiliki data kondisi murid yang terbaru tanpa perlu Melakukan asesmen diagnosis kembali
Dari ilustrasi yang sudah disampaikan terlihat bahwa pencapaian murid nantinya akan beragam tergantung dari awal kemampuan murid tersebut inilah Mengapa dibutuhkan assessment diagnostik untuk proses belajar lebih bermakna guru tidak menuntut murid pada level Mahir Karena tujuan pembelajaran PJOK bukan menjadikan murid sebagai atlet dalam konteks pembelajaran PJOK salah satu tujuannya adalah mengembangkan pola gerak dasar dan keterampilan gerak serta mengajak murid menyadari pentingnya aktivitas jasmani dalam pola hidup sehat
Nah ibu dan bapak guru sudah siap melakukan akses mendiagnosis tidak sulit bukan jangan lupa untuk melihat kembali capaian Pembelajaran mata pelajarannya masing-masing untuk mengidentifikasi kemampuan prasyaratnya ya
Selamat belajar dan mencoba salam dan bahagia
Link Video Silahkan Klik Disini
Baca Juga tentang: