Implementasi Literasi dan Numerasi di Kelas


Implementasi Literasi dan Numerasi di Kelas (Implementation of Literacy and Numeration in Class)

Penggantian Ujian Nasional menjadi Asesmen Kompetensi Minimum serta Survei Karakter sudah dicanangkan sejak 2021. AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum dilakukan untuk penilaian siswa kelas V SD, siswa kelas VIII SMP, dan siswa kelas XI SMA yang bertujuan sebagai cara untuk perbaikan mutu pendidikan pada satuan pendidikan. (The replacement of the National Examination with the Minimum Competency Assessment and Character Survey has been launched since 2021. The AKM or Minimum Competency Assessment is carried out for the assessment of fifth grade elementary school students, eighth grade junior high school students, and eleventh grade high school students with the aim of improving the quality of education in educational units.)

Pelaksanaan AKM sendiri telah dilaksanakan di pertengahan tahun 2021. Terdapat tiga komponen utama pada AKM yaitu kemampuan literasi, numerasi, dan survey karakter. Ketiga komponen ini berfokus pada kemampuan bernalar, bukan kemampuan menghafal. (The implementation of the AKM itself has been carried out in mid-2021. There are three main components in the AKM, namely literacy, numeracy, and character surveys. These three components focus on the ability to reason, not the ability to memorize.)

Pengertian Literasi dan Numerasi (Definition of Literacy and Numeration)

Literasi tidak hanya dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis, melainkan lebih diartikan sebagai kemampuan membaca, memahami, dan menganalisa konsep dari sebuah bacaan. Lebih sederhananya ialah siswa mampu bernalar melalui bahasa. (Literacy is not only understood as the ability to read and write, but is more defined as the ability to read, understand, and analyze the concepts of a reading. More simply, students are able to reason through language.)

Numerasi sendiri diartikan sebagai proses untuk mengembangkan kemampuan memahami serta menggunakan data numerik yang memiliki relevansi dalam keseharian untuk penyelesaian masalah yang berkaitan. Singkatnya, dapat dipahami sebagai kemampuan bernalar melalui angka. (Numeration itself is defined as a process to develop the ability to understand and use numerical data that has relevance in everyday life for solving related problems. In short, it can be understood as the ability to reason through numbers.)

Perlu diketahui, Pemahaman literasi maupun numerasi tidak hanya dapat dieksplorasi dalam pelajaran Bahasa dan pelajaran Matematika. Kemampuan literasi dan numerasi ini dapat dikembangkan melalui integrasi dengan pelajaran lainnya seperti IPA, IPS, PPKN, Penjasorkes, Agama, bahkan Seni. (Please note, understanding literacy and numeracy can not only be explored in language lessons and mathematics lessons. This literacy and numeracy ability can be developed through integration with other subjects such as science, social studies, PPKN, Physical Education, Religion, and even the Arts.)

Urgensi dari Literasi maupun Numerasi (The Urgency of Literacy and Numeration)

Kemampuan literasi dan numerasi merupakan kemampuan dasar yang seharusnya dimiliki bagi siswa. Sehingga para pendidik dapat berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada kompetensi siswa. Adapun beberapa urgensi dari literasi dan juga numerasi ialah : (Literacy and numeracy skills are basic skills that should be possessed by students. So that educators can innovate in developing student-centered learning. Some of the urgency of literacy and numeracy are:)

1. Siswa mampu dengan baik memahami topik yang diajarkan, mengerti makna penting yang terkandung pada pembelajaran, dan juga mengembangkan sikap berpikir kritis saat proses belajar. (Students are able to properly understand the topics being taught, understand the important meaning contained in learning, and also develop critical thinking attitudes during the learning process)

2. Kemampuan berpikir kritis dalam diri siswa merupakan gerbang untuk menumbuhkan rasa ingin tahu. Hal inilah yang nantinya akan tertanam pada diri siswa untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. (The ability to think critically in students is a gateway to foster curiosity. This is what will be embedded in students to become lifelong learners.)

Bagaimana Cara  Mengimplementasikan Literasi dan Numerasi ke dalam Mata Pelajaran? (How to Implement Literacy and Numeration into Subjects?)

Kemampuan berpikir menjadi tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum pada profil pelajar Pancasila. Sudah seharusnya sebagai pendidik, Guru lebih memahami dan memiliki kemampuan dalam bidang literasi serta numerasi sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang guru bawakan. (The ability to think is the goal of National Education listed on the Pancasila student profile. As educators, teachers should better understand and have the ability in the field of literacy and numeracy so that they can be applied in the learning process that the teacher brings.)

Guru dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui kegiatan pembelajaran yang fokusnya ialah kemampuan berliterasi dan bernumerasi. Beberapa cara yang dapat dilaksanakan dalam mengoptimalkan kemampuan siswa dalam hal literasi juga numerasi siswa antara lain : (Teachers can improve students' critical thinking skills through learning activities that focus on literacy and numeracy skills. Several ways that can be implemented in optimizing students' abilities in terms of literacy and numeracy include:)

1. Guru dapat memberi penugasan kepada peserta didik untuk membaca serta memahami materi pelajaran melalui materi dalam bentuk narasi, grafik, diagram, ataupun tabel. (Teachers can give assignments to students to read and understand subject matter through material in the form of narratives, graphs, diagrams, or tables.)

2. Mengajak peserta didik untuk mencatat informasi-informasi penting dari materi pelajaran yang diberikan. Dengan cara ini, peserta didik dapat menelaah bagian yang dianggap sebagai poin penting dari materi. (Invite students to record important information from the subject matter provided. In this way, students can examine the parts that are considered important points of the material.)

3. Guru dapat membentuk kelompok kecil untuk belajar peserta didik. Antar anggota kelompok diminta untuk memahami topik yang diberikan kemudian mendiskusikannya. Melalui kelompok kecil, masing-masing peserta didik akan lebih aktif berdiskusi dan saling berbagi informasi (The teacher can form small groups to study students. The group members are asked to understand the given topic and then discuss it. Through small groups, each student will be more active in discussing and sharing information with each other)

4. Cobalah untuk mengarahkan peserta didik membuat kesimpulan berdasarkan pemahaman mereka. Dengan membuat kesimpulan, akan terlihat sejauh mana para peserta didik memahami topik yang diajarkan. (Try to lead students to make conclusions based on their understanding. By making conclusions, it will be seen how far the students understand the topic being taught)

5. Sebagai pendidik, berilah feedback yang positif dalam membangun kemampuan para peserta didik untuk melakukan analisa dan mengekspresikan ide dan kesimpulan yang dibuat baik berdasarkan narasi, grafik, tabel, ataupun diagram. (As educators, give positive feedback in building the ability of students to analyze and express ideas and conclusions based on narratives, graphs, tables, or diagrams.)

Literasi dan numerasi merupakan bekal penting dalam kecakapakan hidup, sehingga sangat perlu bagi pendidik untuk terus mengembangkan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran yang berbasis literasi maupun numerasi.  (Literacy and numeracy are important provisions in life skills, so it is very necessary for educators to continue to develop their abilities in managing literacy and numeracy-based learning.)

Demikian pembahasan sekilas tentang Literasi dan Numerasi di dalam kelas. Untuk pemahaman lebih jelas dan lengkap dapat di lihat dari website resmi kemendikbud.

Semoga dapat bermanfaat..

Baca Juga :