Critical Thinking Di Kelas

 


Critical Thinking Di Kelas (Critical Thinking in the Class)

Critical Thinking (Berfikir kritis) adalah proses berfikir yang secara aktif melakukan pengkonsepan, penerapan, penganalisisan, dan mengevaluasi informasi dari hasil pengamatan, penalaran, refleksi sebagai acuan dalam bertindak atau memutuskan. (conseptualizing, applying, analyzing, shyntesizing, and/or evaluating).

(Critical Thinking is a thinking process that actively conceptualizes, applies, analyzes, and evaluates information from observations, reasoning, reflection as a reference in acting or deciding. (conceptualizing, applying, analyzing, synthesizing, and/or evaluating).)

Dalam mencapai tahap critical thinking, tidak serta merta dapat berubah. Perubahan dalam proses critical thinking membutuhkan waktu dan latihan. (In reaching the critical thinking stage, it does not change immediately. Changes in the critical thinking process take time and practice.)

Menurut Paul-Elder, critical thinking adalah: (According to Paul-Elder, critical thinking is:)

  • Analyzing of thinking
  • Evaluation of thinking, and
  • Improvement of thinking.

Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran lebih ditekankan pada penerapan proses critical thinking. Beberapa model pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 mengadopsi baik sebagian atau keseluruhan proses berfikir kritis. (In the 2013 curriculum, learning is more emphasized on the application of critical thinking processes. Several learning models applied in the 2013 Curriculum adopt either part or all of the critical thinking process.)

Critical Thinking Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris  (Critical Thinking in Learning English)

Tujuan utama dalam communicative approach dalam pengajaran bahasa Inggris adalah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, tidak hanya mempelajari bahasa saja. (The main goal in the communicative approach in teaching English is to use language as a communication tool, not just learning the language.)

Beberapa kalimat berikut memuat penguatan terhadap critical thinking (berfikir kritis), seperti: (The following sentences contain reinforcement of critical thinking, such as:)

  1. Let's compare the two pictures (Mari kita bandingkan kedua gambar ini).
  2. What do you predict will happen if ...... or if ......... (Apa yang kamu perkirakan akan terjadi jika ...... atau jika ......)
  3. What conclusion can you draw about the story? (Kesimpulan apa yang dapat kamu ambil dari cerita tersebut)
  4. What evidence do you have to support your conclusion? (Bukti apa yang dapat mendukung kesimpulan kamu)
  5. Let's analyze the problem? (Mari kita analisa masalahnya)
Contoh Aktivitas di kelas dalam penerapan critical thinking

Topic: cleanliness

Objectives

  • To think creatively and critically
  • To find solutions to problems based on logical reasons.

 Task: Based on the picture given

  1. Why are there so many 'things' flying over the bin?
  2. Where have you seen this scenery?
  3. Do you feel that this picture reflects cleanliness? why?
  4. What is the one thing that is needed to ensure cleanliness in the place that you have mentioned?
Kurikulum 2013
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerapkan kurikulum 2013 revisi 2018, yang diharapkan mampu menjawab tantangan di abad 21 ini. Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan bagi generasi mendatang diidentifikasi dengan istilah 4C, yaitu Communication, Collaboration, Critical thinking and problem solving, dan Creativity and inovation. (The Ministry of Education and Culture has implemented the 2013 revised 2018 curriculum, which is expected to be able to answer the challenges of the 21st century. The 21st century skills needed for future generations are identified by the term 4C, namely Communication, Collaboration, Critical thinking and problem solving, and Creativity and innovation.)

4C ini dapat di jabarkan menjadi beberapa ranah atau ruang lingkup. Ranah atau ruang lingkup tersebut adalah: (These 4Cs can be broken down into several domains or scopes. These domains or scopes are:)

  1. Bagaimana cara bekerja, yang termasuk dalam ranah ini adalah Communication dan Collaboration. (How to work, which is included in this realm is Communication and Collaboration.)
  2. Bagaimana cara berfikir, yang termasuk dalam ranah ini adalah Critical thinking and problem solving, dan Creativity and inovation. (How to think, which is included in this realm are Critical thinking and problem solving, and Creativity and innovation.)
Menurut paparan wamendik di halaman website kemdikbud.go.id, ada beberapa kompetensi yang diperlukan di masa depan, yaitu: (According to the Wamendik explanation on the kemdikbud.go.id website page, there are several competencies needed in the future, namely:)
  • Kemampuan berkomunikasi (Communication skills)
  • Kemampuan berpikir jernih dan kritis (Ability to think clearly and critically)
  • Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan (The ability to consider the moral aspect of a problem)
  • Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab (Ability to be a responsible citizen)
  • Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda (Ability to try to understand and tolerate different views)
  • Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal (Ability to live in a globalized society)
  • Memiliki minat luas dalam kehidupan (Have broad interest in life)
  • Memiliki kesiapan untuk bekerja (Have readiness to work)
  • Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya (Have intelligence according to their talents/interests)
  • Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan (Have a sense of responsibility towards the environment)

Secara umum dalam paparan tersebut, langkah-langkah pembelajaran kurikulum 2013 adalah seperti digambarkan dalam gambar dibawah. (In general, in the explanation, the learning steps for the 2013 curriculum are as depicted in the image below.)


MODEL PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 (2013 CURRICULUM LEARNING MODEL)

1. Discovery Learning

Langkah-langkah Pembelajaran (Learning steps:)

  • Problem Statement
  • Data collecting
  • Data Processing
  • Generalization

2. Inquiry Learning

Langkah-langkah Pembelajaran: (Learning steps:)

    • Mengamati (Observing)
    • Mengajukan pertanyaan (Asking question)
    • Mengajukan dugaan  (Hypothesis)
    • Mengumpulkan data (Collecting data)
    • Merumuskan kesimpulan (Formulating conclusions)

    3. Problem Based Learning

    Langkah-langkah pembelajaran: (Learning steps:)

      • Orientasi siswa pada masalah (Student orientation on problems)
      • Pengorganisasian kegiatan pembelajaran (Organizing learning activities)
      • Membimbing penyelidikan (Guiding research)
      • Mengembangkan dan menyajikan hasil karya siswa (Develop and present student work)
      • Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah (Analysis and evaluation of the problem solving process)

      4. Project Based Learning

      Langkah-langkah pembelajaran: (Learning steps:)

        • Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek (Prepare questions or project assignments)
        • Mendesain perencanaan proyek (Design project planning)
        • Menyusun jadwal pelaksanaan (Arrange implementation schedule)
        • Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek (Monitor project activities and progress)
        • Menguji hasil, fakta dan data percobaan atau penelitian (Test results, facts and experimental or research data)
        • Mengevaluasi kegiatan (Evaluating activities)

        Mulai tahun 2022 hingga 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan satuan pendidikan dalam pembelajaran, yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe. (Starting from 2022 to 2024, the Ministry of Education, Culture, Research and Technology (Kemendikbudristek) provides three curriculum options that can be applied by educational units in learning, namely the 2013 curriculum, the emergency curriculum, and the prototype curriculum.)

        Salah satu karakteristik kurikulum prototipe adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dalam kurikulum prototipe, sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah. (One of the characteristics of the prototype curriculum is implementing project-based learning to support character development according to the profile of Pancasila students. In the prototype curriculum, schools are given the flexibility and independence to provide learning projects that are relevant and close to the school environment.)

        Pembelajaran berbasis proyek dianggap penting untuk pengembangan karakter siswa karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (experiental learning). (Project-based learning is considered important for the development of student character because it provides opportunities for students to learn through experience (experiential learning).)

        Demikian, semoga bermanfaat.

        Baca Juga:

        REFERENSI

        1. Kabilan, Muhamad Kamarul, Creative and critical thinking in Language Classroom, The internet TESL Journal, University Technology MARA (Kedah, Malaysia.

        2. https: //www.kemdikbud.go.id