Capaian Pembelajaran Bahasa Inggris SMP Terbaru Kurikulum Merdeka


Capaian Pembelajaran  (CP) Bahasa Inggris SMP Terbaru Kurikulum Merdeka

CAPAIAN PEMBELAJARAN TINGKAT SMP BERDASARKAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,  DAN TEKNOLOGI NOMOR 033/H/KR/2022.

Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 033/H/KR/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjenag Menengah Pada Kurikulum Merdeka.

V.1. CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

A. Rasional Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang dominan digunakan secara global dalam aspek pendidikan, bisnis, perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum, pariwisata, hubungan internasional, kesehatan, dan teknologi. Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik kesempatan untuk berkomunikasi dengan warga dunia dari latar belakang budaya yang berbeda. Dengan menguasai bahasa Inggris, maka peserta didik akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi dengan menggunakan berbagai teks. Dari interaksi tersebut, mereka memperoleh pengetahuan, mempelajari berbagai keterampilan, dan perilaku manusia yang dibutuhkan untuk dapat hidup dalam budaya dunia yang beraneka ragam.

Pembelajaran bahasa Inggris umum pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI/Program Paket A; SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/MA/Program Paket C) dalam kurikulum nasional memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk membuka wawasan yang berkaitan dengan diri sendiri, hubungan sosial, kebudayaan, dan kesempatan kerja yang tersedia secara global.

Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik kemampuan untuk mendapatkan akses ke dunia luar dan memahami cara berpikir yang berbeda. Pemahaman mereka terhadap pengetahuan sosialbudaya dan interkultural ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dengan memahami budaya lain dan interaksinya dengan budaya Indonesia, mereka mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang budaya Indonesia, memperkuat identitas dirinya, dan dapat menghargai perbedaan.

Pembelajaran bahasa Inggris difokuskan pada penguatan kemampuan menggunakan bahasa Inggris dalam enam keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, memirsa, menulis, dan mempresentasikan secara terpadu, dalam berbagai jenis teks.

Capaian Pembelajaran minimal keenam keterampilan bahasa Inggris ini mengacu pada Common European Framework of Reference for Languages: Learning, Teaching, Assessment (CEFR) dan setara level B1. Level B1 (CEFR) mencerminkan spesifikasi yang dapat dilihat dari kemampuan peserta didik untuk:

- mempertahankan interaksi dan menyampaikan sesuatu yang diinginkan, dalam berbagai konteks dengan artikulasi jelas;

- mengungkapkan pokok pikiran utama yang ingin disampaikan secara komprehensif; dan

- mempertahankan komunikasi walaupun terkadang masih terdapat jeda.

Pembelajaran bahasa Inggris pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI/Program Paket A; SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/MA/Program Paket C) diharapkan dapat membantu peserta didik berhasil mencapai kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris sebagai bagian dari life skills. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris umum adalah pendekatan berbasis teks (genre-based approach), yakni pembelajaran difokuskan pada teks, dalam berbagai moda, baik lisan, tulisan, visual, audio, maupun multimodal. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikatakan oleh Halliday dan Mathiesen (2014: 3) bahwa “When people speak or write, they produce text, and text is what listeners and readers engage with and interpret.” Ada empat tahapan dalam pendekatan berbasis teks, dan keempat tahapan ini dilakukan dalam pembahasan mengenai topik yang sama.

1. Building Knowledge of the Field (BKOF): Guru membangun pengetahuan atau latar belakang pengetahuan peserta didik terhadap topik yang akan ditulis atau dibicarakan. Pada tahapan ini, guru juga membangun konteks budaya dari teks yang diajarkan.

2. Modelling of the Text (MOT): Guru memberikan model/contoh teks sebagai acuan bagi peserta didik dalam menghasilkan karya, baik secara lisan maupun tulisan.

3. Joint Construction of the Text (JCOT): Guru membimbing peserta didik dan bersama-sama memproduksi teks.

4. Independent Construction of the Text (ICOT): peserta didik memproduksi teks lisan dan tulisan secara mandiri (Emilia, 2011).

Komunikasi akan terjadi pada tingkat teks, bukan hanya sekadar kalimat. Artinya, makna tidak hanya disampaikan oleh kata-kata, melainkan harus didukung oleh konteks. Setiap teks memiliki tujuan, seperti mendeskripsikan, menjelaskan, bercerita, dsb. (Agustien, 2020).

Pembelajaran bahasa Inggris umum di dalam kurikulum nasional membantu peserta didik untuk menyiapkan diri menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang memiliki Profil Pelajar Pancasila seperti beriman dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebhinekaan global. Profil ini dapat dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Inggris umum, karena pembelajarannya yang bersifat dinamis dan fluid, yaitu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat dalam pemilihan teks atau jenis aktivitas belajarnya. Pembelajaran bahasa Inggris memiliki peluang untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila melalui materi teks tertulis, visual, teks oral, maupun aktivitas-aktivitas yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar.

Mata pelajaran Bahasa Inggris pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI/Program Paket A; SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/MA/Program Paket C) dapat diselenggarakan sebagai mata pelajaran pilihan bagi satuan pendidikan yang memiliki kesiapan sumber daya. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua.

B. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Mata pelajaran bahasa Inggris bertujuan untuk memastikan peserta didik dapat melakukan hal-hal sebagai berikut.

1. Mengembangkan kompetensi komunikatif dalam bahasa Inggris dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulisan, visual, dan audiovisual).

2. Mengembangkan kompetensi interkultural untuk memahami dan menghargai perspektif, praktik, dan produk budaya Indonesia dan budaya asing.

3. Mengembangkan kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang mandiri dan bertanggung jawab.

4. Mengembangkan keterampilan bernalar kritis dan kreatif.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris

1. Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa Inggris umum beragam, misalnya narasi, deskripsi, eksposisi, prosedur, argumentasi, diskusi, teks khusus (pesan singkat, iklan), dan teks otentik. Beragam teks ini disajikan bukan hanya dalam bentuk teks tulisan saja, tetapi juga teks lisan (monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan teks multimodal (teks yang mengandung aspek verbal, visual dan audio), baik otentik maupun teks yang dibuat untuk tujuan pengajaran, baik tunggal maupun teks ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun layar. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi peserta didik agar terampil menggunakan teknologi (literasi teknologi), sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menavigasi informasi digital.

2. Guru dapat menentukan jenis teks yang ingin diajarkan sesuai dengan kondisi di kelas. Pembelajaran dapat dimulai dari jenis teks yang memuat topik yang sudah dikenal oleh peserta didik untuk membantu mereka memahami isi teks yang dibacanya dan kemudian mampu menghasilkan teks jenis tersebut dalam bentuk lisan dan tulisan. Selanjutnya, guru dapat memperkenalkan peserta didik dengan jenis teks yang baru diketahui oleh peserta didik. Guru dapat membantu mereka membangun pemahaman terhadap jenis teks baru tersebut, sehingga peserta didik mampu menghasilkan karya dalam jenis teks tersebut, baik lisan maupun tulisan. Pemilihan jenis teks juga dapat disesuaikan dengan kondisi yang sering dialami oleh peserta didik baik di dalam konteks sekolah, maupun konteks di rumah agar peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mempraktikkan teks tersebut dalam kehidupan nyata.

3. Proses belajar berfokus pada peserta didik (learner-centred) (Tyler, 1949, 1990), yakni bahwa proses belajar harus difokuskan pada upaya mengubah perilaku peserta didik (yang asalnya dari tidak mampu menjadi mampu), dalam menggunakan bahasa Inggris pada enam keterampilan berbahasa dalam berbagai jenis teks.

4. Pembelajaran bahasa Inggris umum difokuskan pada kemampuan berbahasa peserta didik sesuai dengan tahapan perkembangan kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa Inggris umum mencakup elemen keterampilan reseptif (menyimak, membaca, dan memirsa), serta keterampilan produktif (berbicara, menulis, dan mempresentasikan).

Berikut elemen-elemen mata pelajaran serta deskripsinya

1. Menyimak
Kemampuan memahami informasi, memberikan apresiasi kepada lawan bicara, dan memahami informasi yang didengar, sehingga dapat menyampaikan tanggapan secara relevan dan kontekstual. Proses yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan, mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi bunyi bahasa, lalu memahami makna. Keterampilan menyimak juga merupakan kemampuan komunikasi non-verbal yang mencakup seberapa baik seseorang menangkap makna (tersirat dan tersurat) pada sebuah paparan lisan dan memahami ide pokok dan pendukung pada konten informasi maupun konteks yang melatari paparan tersebut
(Petri, 2017).

2. Membaca
Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya, untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi seseorang agar ia dapat berpartisipasi dengan masyarakat (OECD, 2000).

3. Memirsa
Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks visual sesuai tujuan dan kepentingannya.

4. Berbicara
Kemampuan menyampaikan gagasan, pikiran, serta perasaan secara lisan dalam interaksi sosial.

5. Menulis
Kemampuan menyampaikan, mengomunikasikan gagasan, mengekspresikan kreativitas dan mencipta dalam berbagai genre teks tertulis, dengan cara yang efektif dan dapat dipahami, serta diminati oleh pembaca dengan struktur organisasi dan unsur kebahasaan yang tepat.

6. Mempresentasikan
Kemampuan memaparkan gagasan secara fasih, akurat, dapat dipertanggungjawabkan dengan cara yang komunikatif melalui beragam media (visual, digital, dan audiovisual), dan dapat dipahami oleh pendengar. Penyampaian dalam berbicara dan mempresentasikan perlu disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau karakteristik penyimak.

Pada pembelajaran bahasa Inggris umum di Fase D (SMP/MTs/Program Paket B), pembelajaran berfokus pada penguatan berbahasa Inggris lisan dan penguatan kemampuan berbahasa tulisan.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris Fase D (SMP/MTs/Program Paket B)
4. Fase D, Umumnya untuk Kelas VII, VIII, dan IX (SMP/MTs/Program Paket B) Pada akhir Fase D, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam bahasa Inggris untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam konteks yang lebih beragam dan dalam situasi formal dan informal. Peserta didik dapat menggunakan berbagai jenis teks seperti narasi, deskripsi, prosedur, teks khusus (pesan singkat, iklan) dan teks otentik menjadi rujukan utama dalam mempelajari bahasa Inggris di fase ini. Peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berdiskusi dan menyampaikan keinginan/perasaan. Pemahaman mereka terhadap teks tulisan semakin berkembang dan keterampilan inferensi mulai tampak ketika memahami informasi tersirat. Mereka memproduksi teks tulisan dan visual dalam bahasa Inggris yang terstruktur dengan kosakata yang lebih beragam. Mereka memahami tujuan dan pemirsa ketika memproduksi teks tulisan dan visual dalam bahasa Inggris.

Elemen Menyimak – Berbicara
Pada akhir Fase D, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk
berinteraksi dan saling bertukar ide, pengalaman, minat, pendapat dan
pandangan dengan guru, teman sebaya dan orang lain dalam berbagai
macam konteks familiar yang formal dan informal. Dengan pengulangan
dan penggantian kosakata, peserta didik memahami ide utama dan detil
yang relevan dari diskusi atau presentasi mengenai berbagai macam
topik yang telah familiar dan dalam konteks kehidupan di sekolah dan di
rumah. Mereka terlibat dalam diskusi, misalnya memberikan pendapat,
membuat perbandingan dan menyampaikan preferensi. Mereka
menjelaskan dan memperjelas jawaban mereka menggunakan struktur
kalimat dan kata kerja sederhana.
By the end of Phase D, students use English to interact and exchange
ideas, experiences, interests, opinions and views with teachers, peers and
others in an increasing variety of familiar formal and informal contexts.
With some repetition and rewording, they comprehend the main ideas and
relevant details of discussions or presentations on a variety of general
interest topics. They engage in discussion such as giving opinions, making
comparisons and stating preferences. They explain and clarify their
answers using basic sentence structure and verb tenses.

Membaca – Memirsa
Pada akhir fase D, peserta didik membaca dan merespon teks familiar
dan tidak familiar yang mengandung struktur yang telah dipelajari dan kosa
kata yang familiar secara mandiri. Mereka mencari dan mengevaluasi
sendiri ide utama dan informasi spesifik daam berbagai jenis teks.
Teks ini dapat berbentuk cetak atau digital, termasuk diantaranya teks
visual, multimodal atau interaktif. Mereka mengidentifikasi tujuan teks
dan mulai melakukan inferensi untuk memahami informasi tersirat
dalam sebuah teks.
By the end of Phase D, students independently read and respond to
familiar and unfamiliar texts containing predictable structures and familiar
vocabulary. They locate and evaluate main ideas and specific information
in texts of different genres. These texts may be in the form of print or digital
texts, including visual, multimodal or interactive texts. They identify the
purpose of texts and begin to make inference to comprehend implicit
information in the text.

Elemen Menulis – Mempresentasikan
Pada akhir Fase D, peserta didik mengomunikasikan ide dan pengalaman
mereka melalui paragraf sederhana dan terstruktur, menunjukkan
perkembangan dalam penggunaan kosakata spesifik dan struktur
kalimat sederhana. Menggunakan contoh, mereka membuat
perencanaan, menulis, dan menyajikan teks informasi, imajinasi dan
persuasi dengan menggunakan kalimat sederhana dan majemuk untuk
menyusun argumen dan menjelaskan atau mempertahankan suatu
pendapat.
By the end of Phase D, students communicate their ideas and experience
through simple, organized paragraphs, demonstrating a developing use of
specific vocabulary and simple sentence structures. Using models, they
plan, create and present informative, imaginative and persuasive texts in
simple and compound sentences to structure arguments and to explain or
justify a position. They include basic information and detail, and also vary
their sentence construction in their writing. Students express ideas in the
present, future, and past tenses. They use time markers, adverbs of
frequency and common conjunctions to link ideas. Their attempts to spell
new words are based on known English letter-sound relationships and
they use punctuation and capitalization with consistency.

Demikian, Semoga dapat bermanfaat..

Baca juga tentang: