Ibu dan bapak guru Selamat datang kembali di modul hukuman versus konsekuensi versus restitusi
Ibu dan bapak guru sekalian setelah kita sudah belajar konsep hukuman dan konsekuensi maka kali ini kita akan belajar mengenai restitusi
Diharapkan dengan materi ini kita dapat lebih mengerti perbedaan antara hukuman konsekuensi dan restitusi
Kamu tidak boleh main di luar ya karena kamu corat-coret sembarangan di tembok
Tadi pagi aku terlambat 20 menit maka aku harus tunggu 20 menit lagi untuk pulang
Maaf ya Ini aku ganti kertas yang baru
Mari kita bermain dulu yuk, Tadi sudah diperlihatkan tiga kasus. Silahkan ibu dan bapak guru pilih ya kasus mana yang merupakan konsekuensi, hukuman, dan restitusi
Kalau mau menyiapkan pensil dan kertas juga boleh dicatat ya
Bagaimana ibu dan bapak guru Apakah sudah ditentukan jawabannya
Disimpan dulu ya sebelum belajar restitusi ada baiknya kita mengingat kembali alasan di balik tindakan manusia agar memudahkan kita untuk melakukan proses restitusi
Pernahkah terpikir oleh ibu dan bapak guru jika ada murid melakukan pelanggaran di sekolah tanpa kita menghakimi dulu nih kira-kira kenapa ya mereka melakukan hal tersebut? pada modul restitusi yang lalu kita sudah belajar mengenai lima kebutuhan dasar manusia yang diungkapkan oleh Dr William glasser
Apakah ibu dan bapak guru ingat ada kebutuhan dasar bertahan hidup, cinta dan kasih sayang, penguasaan, kebebasan, dan kesenangan
Setiap tindakan yang kita lakukan merupakan upaya kita untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar yang tadi disebutkan
Dalam upaya tersebut kita menggunakan berbagai cara, bisa dengan cara yang positif bisa juga cara yang negatif seperti melanggar peraturan Ddengan kata lain manusia dapat melakukan kesalahan agar bisa memenuhi kebutuhan dasarnya
Hal ini juga bisa terjadi pada murid kita
Yuk kita coba untuk lebih mengerti lagi Sebenarnya kebutuhan dasar apa sih yang mereka ingin penuhi
untuk lebih jelasnya Mari kita analisis kasus A, B dan C berikut ini
Kasus A adalah murid TK mencoret-coret tembok, jika Alasannya karena iseng dan bosan maka dia mencari kebebasan
Jika jawabannya adalah karena dia senang melakukannya, maka itu adalah kesenangan yang berusaha dipenuhi
Kasus B adalah murid SMP yang datang terlambat 20 menit
Jika alasannya adalah karena ia harus membantu ibunya, Maka ia sedang memenuhi kebutuhan hidup
Jika ia mengatakan bahwa ia kesiangan ibunya tidak membangunkannya maka ia mungkin sedang berupaya memenuhi cinta dan kasih sayang , ia ingin diperhatikan oleh gurunya Atau ibunya karena gurunya pasti akan melaporkan hal tersebut pada orang tuanya
kasus C adalah murid SD yang merobek kertas temannya
Jika alasan sang murid adalah karena kesal pada temannya dan ingin temannya menuruti keinginannya maka ia sedang memenuhi kebutuhan penguasaan dengan mengerti dan membuka diri
Atas beragamnya kebutuhan dasar manusia maka kita bisa memberikan ruang kepercayaan dan empati pada setiap kesalahan murid
ketika kita bisa mengerti kebutuhan Apa yang sedang ia ingin penuhi reaksi kita akan menjadi lebih tenang tidak menghakimi. Kita bisa berkomunikasi dengan lebih baik kepada murid. Disinilah proses restitusi bisa kita mulai
Dengan memahami kebutuhan dasar manusia kita menjadi lebih sadar bahwa murid kita sebenarnya adalah manusia sama seperti kita mereka juga bisa salah
Tugas kita adalah membimbing mereka untuk belajar memperbaiki kesalahannya
Pada konsep hukuman dan konsekuensi kita belum mengajarkan kepada mereka bagaimana memperbaiki kesalahannya
Dalam kedua Konsep ini mereka hanya sekedar menjalankan sanksi
Terkadang kita merasa capek karena banyaknya pekerjaan, jadi kita memilih jalur cepat bagi murid untuk menyelesaikan masalahnya yaitu melalui hukuman dan konsekuensi
Ini tidak melatih murid mempunyai perilaku berpikir kritis sebagai pemecah masalah yang baik
Pada restitusi kita menanamkan rasa percaya memberikan ruang refleksi dan diskusi untuk mereka bisa memilih solusi terbaik dalam memperbaiki masalah mereka
Dengan memberikan kebebasan kepada mereka untuk memperbaiki masalahnya, maka kita sudah memberikan hak kemerdekaan kepada mereka untuk belajar atas kesalahannya
Dengan ini kita juga sudah memenuhi satu kebutuhan dasar murid yaitu kebebasan
Terkadang kita masih suka bingung dan terjebak tentang konsekuensi dan restitusi kita suka menyebut setiap solusi yang keluar dari ide murid itu sendiri. Hal itu merupakan restitusi.
Kita perlu lihat lagi apakah solusi itu mempunyai korelasi logis untuk memperbaiki masalahnya atau mereka hanya sekedar menjalani konsekuensi
Mari kita kembali melihat kasus A, B dan C yang ibu dan bapak guru teori kan kita akan lebih jelas melihat perbedaan antara hukuman konsekuensi dan restitusi
Pada kasus A murid mencoret-coret tembok lalu tidak boleh mengikuti sesi bermain
Mari kita analisis Adakah korelasi yang logis antara mencoret tembok dengan tidak dapat sesi bermain
Lalu bagaimana dengan tembok yang kotor Siapa yang membersihkan
Pada kasus ini murid hanya menerima hukuman atas tindakan pelanggarannya, untuk jenjang PAUD ini bisa membuat murid menjadi trauma takut dan mungkin saja jadi benci pada gurunya ini
Dia akan menganggap sekolah tidak menyenangkan karena sesi bermain telah direnggut darinya karena Terkadang mereka belum mengerti apakah tindakannya salah atau benar
Mungkin dia di rumah boleh mencoret tembok
Kita perlu berikan waktu dan pengertian lebih kepada mereka untuk memaknai tindakannya benar atau salah
Pada kasus B murid datang terlambat lalu dia memilih untuk tinggal sesuai jumlah waktu keterlambatannya
jika tidak ada proses diskusi tentang mengapa dia terlambat dan bagaimana dia bisa mengatasinya agar besok bisa tepat waktu, maka ini adalah bentuk konsekuensi meskipun murid memilih sendiri solusinya tapi tidak ada perbaikan akan masalah keterlambatannya
Ajaklah murid untuk mengidentifikasi masalah keterlambatannya tanyakan pada mereka Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
Pada kasus C murid merobek kertas temannya ia meminta maaf dan memilih untuk mengganti kertas tersebut dengan meminta maaf maka ia sudah mengerti bahwa ia berbuat salah
Tentu kita harus pastikan bahwa meminta maaf memang pilihannya bukan karena paksaan orang lain lalu dengan ia mengganti kertas temannya yang robek
Kita bisa melihat usahanya untuk bertanggung jawab memperbaiki kesalahannya
Sepertinya disini murid sudah mengerti bahwa kesalahannya itu harus diperbaiki dan bukan hanya selesai dengan minta maaf
jika solusi ini adalah atas usul murid sendiri maka restitusi sudah terjadi
Dampak kedepannya murid akan memiliki disiplin diri, dia mengerti bahwa merobek kertas temannya adalah salah dia tidak akan mengulangi bukan karena dia takut atau hadiah dari gurunya tapi karena dia tahu ini adalah hal yang benar untuk dilakukan
Bagaimana ibu dan bapak guru,
Apakah jawaban yang benar semua, jika belum tidak perlu khawatir karena dalam memahami dan menerapkan restitusi prosesnya memakan waktu yang tidak Sebentar teruslah berusaha membuka diri untuk melihat perspektif lain dari kasus pelanggaran murid yaitu dengan mengerti dulu kebutuhan dasar manusia
Ini akan sangat membantu meskipun prosesnya terlihat panjang atau mungkin kita juga bingung bagaimana dan darimana memulainya tetapi restitusi mempunyai dampak positif yang panjang bagi perkembangan murid
Lalu apa saja ya tantangan dan bagaimana cara kita memulai restitusi di kelas
Kita akan bahas pada materi Selanjutnya ya
Ibu dan bapak guru sekalian
Sekian materi restitusi untuk saat ini sebelum kita benar-benar mengakhiri Yuk kita berefleksi sebentar
Silahkan diingat-ingat kembali satu bentuk tindakan pelanggaran murid yang pernah kita hadapi
Bagaimana cara ibu dan bapak guru dalam membantu murid menyelesaikan masalahnya ?
Apakah saat itu kita sudah memberikan kesempatan untuk murid bisa melakukan restitusi jika belum apa yang harus diperbaiki agar proses restitusi dapat kita terapkan dari mana kita bisa memulainya
Selamat belajar ibu dan bapak guru, tetap semangat ya salam bahagia ibu dan bapak guru hebat
Link Video Silahkan Klik Disini
Baca juga tentang: