Restitusi (Episode 4 dari LU 4: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi)


Restitusi (Episode 4 dari LU 4: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi)

Ibu dan bapak guru Selamat datang kembali di modul hukuman versus konsekuensi versus restitusi 

Ibu dan bapak guru sekalian setelah kita sudah belajar konsep hukuman dan konsekuensi maka kali ini kita akan belajar mengenai restitusi 

Diharapkan dengan materi ini kita dapat lebih mengerti perbedaan antara hukuman konsekuensi dan restitusi 

Kamu tidak boleh main di luar ya karena kamu corat-coret sembarangan di tembok  

Tadi pagi aku terlambat 20 menit maka aku harus tunggu 20 menit lagi untuk pulang 

Maaf ya Ini aku ganti kertas yang baru

Mari kita bermain dulu yuk, Tadi sudah diperlihatkan tiga kasus. Silahkan ibu dan bapak guru pilih ya kasus mana yang merupakan konsekuensi, hukuman, dan restitusi 

Kalau mau menyiapkan pensil dan kertas juga boleh dicatat ya 

Bagaimana ibu dan bapak guru Apakah sudah ditentukan jawabannya 

Disimpan dulu ya sebelum belajar restitusi ada baiknya kita mengingat kembali alasan di balik tindakan manusia agar memudahkan kita untuk melakukan proses restitusi 

Pernahkah terpikir oleh ibu dan bapak guru jika ada murid melakukan pelanggaran di sekolah tanpa kita menghakimi dulu nih kira-kira kenapa ya mereka melakukan hal tersebut? pada modul restitusi yang lalu kita sudah belajar mengenai lima kebutuhan dasar manusia yang diungkapkan oleh Dr William glasser 

Apakah ibu dan bapak guru ingat ada kebutuhan dasar bertahan hidup, cinta dan kasih sayang, penguasaan, kebebasan, dan kesenangan 

Setiap tindakan yang kita lakukan merupakan upaya kita untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar yang tadi disebutkan 

Dalam upaya tersebut kita menggunakan berbagai cara, bisa dengan cara yang positif bisa juga cara yang negatif seperti melanggar peraturan Ddengan kata lain manusia dapat melakukan kesalahan agar bisa memenuhi kebutuhan dasarnya 

Hal ini juga bisa terjadi pada murid kita

Yuk kita coba untuk lebih mengerti lagi Sebenarnya kebutuhan dasar apa sih yang mereka ingin penuhi 

untuk lebih jelasnya Mari kita analisis kasus A, B dan C berikut ini

Kasus A adalah murid TK mencoret-coret tembok, jika Alasannya karena iseng dan bosan maka dia mencari kebebasan

Jika jawabannya adalah karena dia senang melakukannya, maka itu adalah kesenangan yang berusaha dipenuhi

Kasus B adalah murid SMP yang datang terlambat 20 menit

Jika alasannya adalah karena ia harus membantu ibunya, Maka ia sedang memenuhi kebutuhan hidup

Jika ia mengatakan bahwa ia kesiangan ibunya tidak membangunkannya maka ia mungkin sedang berupaya memenuhi cinta dan kasih sayang , ia ingin diperhatikan oleh gurunya Atau ibunya karena gurunya pasti akan melaporkan hal tersebut pada orang tuanya 

kasus C adalah murid SD yang merobek kertas temannya

Jika alasan sang murid adalah karena kesal pada temannya dan ingin temannya menuruti keinginannya maka ia sedang memenuhi kebutuhan penguasaan dengan mengerti dan membuka diri 

Atas beragamnya kebutuhan dasar manusia maka kita bisa memberikan ruang kepercayaan dan empati pada setiap kesalahan murid 

ketika kita bisa mengerti kebutuhan Apa yang sedang ia ingin penuhi reaksi kita akan menjadi lebih tenang tidak menghakimi. Kita bisa berkomunikasi dengan lebih baik kepada murid. Disinilah proses restitusi bisa kita mulai 

Dengan memahami kebutuhan dasar manusia kita menjadi lebih sadar bahwa murid kita sebenarnya adalah manusia sama seperti kita mereka juga bisa salah 

Tugas kita adalah membimbing mereka untuk belajar memperbaiki kesalahannya 

Pada konsep hukuman dan konsekuensi kita belum mengajarkan kepada mereka bagaimana memperbaiki kesalahannya 

Dalam kedua Konsep ini mereka hanya sekedar menjalankan sanksi 

Terkadang kita merasa capek karena banyaknya pekerjaan, jadi kita memilih jalur cepat bagi murid untuk menyelesaikan masalahnya yaitu melalui hukuman dan konsekuensi 

Ini tidak melatih murid mempunyai perilaku berpikir kritis sebagai pemecah masalah yang baik 

Pada restitusi kita menanamkan rasa percaya memberikan ruang refleksi dan diskusi untuk mereka bisa memilih solusi terbaik dalam memperbaiki masalah mereka 

Dengan memberikan kebebasan kepada mereka untuk memperbaiki masalahnya, maka kita sudah memberikan hak kemerdekaan kepada mereka untuk belajar atas kesalahannya 

Dengan ini kita juga sudah memenuhi satu kebutuhan dasar murid yaitu kebebasan 

Terkadang kita masih suka bingung dan terjebak tentang konsekuensi dan restitusi kita suka menyebut setiap solusi yang keluar dari ide murid itu sendiri. Hal itu merupakan restitusi. 

Kita perlu lihat lagi apakah solusi itu mempunyai korelasi logis untuk memperbaiki masalahnya atau mereka hanya sekedar menjalani konsekuensi 

Mari kita kembali melihat kasus A, B dan C yang ibu dan bapak guru teori kan kita akan lebih jelas melihat perbedaan antara hukuman konsekuensi dan restitusi

 Pada kasus A murid mencoret-coret tembok lalu tidak boleh mengikuti sesi bermain

 Mari kita analisis Adakah korelasi yang logis antara mencoret tembok dengan tidak dapat sesi bermain 

Lalu bagaimana dengan tembok yang kotor Siapa yang membersihkan 

Pada kasus ini murid hanya menerima hukuman atas tindakan pelanggarannya, untuk jenjang PAUD ini bisa membuat murid menjadi trauma takut dan mungkin saja jadi benci pada gurunya ini 

Dia akan menganggap sekolah tidak menyenangkan karena sesi bermain telah direnggut darinya karena Terkadang mereka belum mengerti apakah tindakannya salah atau benar 

Mungkin dia di rumah boleh mencoret tembok

Kita perlu berikan waktu dan pengertian lebih kepada mereka untuk memaknai tindakannya benar atau salah 

Pada kasus B murid datang terlambat lalu dia memilih untuk tinggal sesuai jumlah waktu keterlambatannya 

jika tidak ada proses diskusi tentang mengapa dia terlambat dan bagaimana dia bisa mengatasinya agar besok bisa tepat waktu, maka ini adalah bentuk konsekuensi meskipun murid memilih sendiri solusinya tapi tidak ada perbaikan akan masalah keterlambatannya

Ajaklah murid untuk mengidentifikasi masalah keterlambatannya tanyakan pada mereka Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut 

Pada kasus C murid merobek kertas temannya ia meminta maaf dan memilih untuk mengganti kertas tersebut dengan meminta maaf maka ia sudah mengerti bahwa ia berbuat salah

Tentu kita harus pastikan bahwa meminta maaf memang pilihannya bukan karena paksaan orang lain lalu dengan ia mengganti kertas temannya yang robek 

Kita bisa melihat usahanya untuk bertanggung jawab memperbaiki kesalahannya 

Sepertinya disini murid sudah mengerti bahwa kesalahannya itu harus diperbaiki dan bukan hanya selesai dengan minta maaf 

jika solusi ini adalah atas usul murid sendiri maka restitusi sudah terjadi 

Dampak kedepannya murid akan memiliki disiplin diri, dia mengerti bahwa merobek kertas temannya adalah salah dia tidak akan mengulangi bukan karena dia takut atau hadiah dari gurunya tapi karena dia tahu ini adalah hal yang benar untuk dilakukan 

Bagaimana ibu dan bapak guru, 

Apakah jawaban yang benar semua, jika belum tidak perlu khawatir karena dalam memahami dan menerapkan restitusi prosesnya memakan waktu yang tidak Sebentar teruslah berusaha membuka diri untuk melihat perspektif lain dari kasus pelanggaran murid yaitu dengan mengerti dulu kebutuhan dasar manusia 

Ini akan sangat membantu meskipun prosesnya terlihat panjang atau mungkin kita juga bingung bagaimana dan darimana memulainya tetapi restitusi mempunyai dampak positif yang panjang bagi perkembangan murid

Lalu apa saja ya tantangan dan bagaimana cara kita memulai restitusi di kelas 

Kita akan bahas pada materi Selanjutnya ya

Ibu dan bapak guru sekalian 

Sekian materi restitusi untuk saat ini sebelum kita benar-benar mengakhiri Yuk kita berefleksi sebentar 

Silahkan diingat-ingat kembali satu bentuk tindakan pelanggaran murid yang pernah kita hadapi 

Bagaimana cara ibu dan bapak guru dalam membantu murid menyelesaikan masalahnya ?

Apakah saat itu kita sudah memberikan kesempatan untuk murid bisa melakukan restitusi jika belum apa yang harus diperbaiki agar proses restitusi dapat kita terapkan dari mana kita bisa memulainya 

Selamat belajar ibu dan bapak guru, tetap semangat ya salam bahagia ibu dan bapak guru hebat

Link Video Silahkan Klik Disini 

Baca juga tentang: