Pemberian Hadiah dalam Praktik Pendisiplinan


Pemberian Hadiah dalam Praktik Pendisiplinan (Eps 01 LU 4 Hukuman vs konsekuensi vs restitusi)

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru 

Selamat berjumpa kembali kali ini kita sampai di modul hukuman versus konsekuensi versus restitusi 

Kita akan belajar mengenai konsep hadiah dalam praktik pendisiplinan murid 

Apakah ibu bapak guru suka memberikan hadiah kepada murid?

Terkadang kita merasa cara ini efektif dalam memotivasi murid untuk disiplin, kita pun terus mengulangi sistem Pemberian hadiah ini 

Sebenarnya Bagaimana ya dampak Pemberian hadiah ini kepada murid dalam upaya praktik kedisiplinan. 

"Ada apa Ucok?"

"Saya kesal pak, setiap piket saya selalu sendiri"

"Oke oke kalau kamu bisa selesaikan piketnya, Bapak janji kamu akan jadi ketua kelas selama satu minggu"

KEESOKAN HARINYA

"Pak aku hari ini mau piket lagi tapi bisa ya Pak kalau Ucok jadi ketua kelas selama sebulan?"

Konsep hadiah dalam pendisiplinan murid kerap dianggap efektif karena murid pada akhirnya melakukan hal seperti yang kita mau, yaitu menaati aturan mungkin selama ini kita percaya bahwa dalam pendidikan murid harus bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian 

Murid harus menunda kesenangan dengan melakukan tugasnya menunaikan tanggungjawabnya dulu setelah itu guru akan memberi imbalan 

Konsep penundaan hadiah pada murid ini pernah dilakukan oleh Walter Mischel seorang psikolog di tahun 1960-an Ia mengadakan satu eksperimen yang bernama eksperimen marshmallow 

Di dalam ruangan mereka diberi satu buah marshmallow dan diminta menunggu selama 15 menit 

Jika berhasil menahan maka anak itu akan diberi dua buah marshmallow 

Hasilnya sebanyak 200 anak berhasil dalam eksperimen ini. Melalui eksperimen ini mungkin kita akan berpikir bahwa ternyata anak-anak bisa kok mengendalikan kan diri, tetapi Mari kita lihat lagi betulkan mereka dapat menahan diri karena memang ada motivasi internal atau apakah ini karena ada janji dua buah marshmello 

Bagaimana menurut ibu dan bapak ibu dan bapak kita kembali ke adegan pembuka tadi tentang Ucok 

Pak Ikhsan mungkin merasa berhasil membuat Ucok menjadi disiplin tetapi keesokan harinya Ucok ternyata meminta menjadi ketua kelas lagi 

Bagaimana ini sepertinya Ucok akan terbiasa untuk diberi hadiah agar mau melakukan tugasnya 

Kita belajar bahwa hadiah tidak harus berupa benda ia bisa berbentuk pujian, stiker bintang, stempel buku, janji menjadi ketua kelas dan lain-lain nah ternyata hadiah ciptakan ketaatan jangka panjang 

Jika kita ingat materi sebelumnya tentang tiga alasan perilaku murid perilaku Ucok yang berfokus pada hadiah adalah bentuk perilaku murid level 2 

Dia menjadi disiplin karena ingin mendapatkan hadiah, ini merupakan perilaku disiplin murid yang didasarkan pada motivasi eksternal 

Jika suatu saat hadiahnya hilang Apakah Ucok akan tetap disiplin?

Ketidakefektifan Pemberian hadiah untuk menciptakan disiplin jangka panjang diungkapkan oleh Alfie Kohn

Menurut Kohn ada lima alasan untuk tidak menggunakan sistem hadiah dalam pendisiplinan murid 

Yang pertama menghambat kinerja kreativitas dan motivasi murid-murid akan berfokus pada hadiah dibandingkan dengan tugas yang ia kerjakan 

Yang kedua hadiah memiliki potensi hukuman. Hadiah dan hukuman sama-sama mengandung janji bahwa akan ada hal yang didapatkan murid pada akhirnya. Jika hadiah tercapai akan memunculkan kekecewaan 

Yang ketiga menyebabkan putusnya hubungan sosial. Murid akan menganggap siapapun yang menghalanginya untuk memperoleh hadiah merupakan halangan dalam hidupnya sehingga mereka sulit untuk berteman dan hubungan sosial pun semakin jauh 

Yang keempat membuat gagal menemukan sumber masalah. Murid tidak belajar untuk mengenali sumber masalah dan tidak belajar menyelesaikan masalah karena fokusnya langsung pada hadiah 

Yang kelima kehilangan motivasi intrinsik jangka panjang. Murid terbiasa ada sesuatu yang ia akan dapatkan sehingga motivasi intrinsik murid untuk melakukan sesuatu akan hilang 

Dalam menciptakan ketaatan jangka panjang kita dapat memberikan makna pada murid akan tanggung jawabnya 

Ajaklah mereka berdiskusi dengan bahasa tubuh yang lembut, pemilihan kata yang mudah contoh-contoh konkret, dan tindakan nyata dari kita 

Dengan begini murid melihat kita melakukan tindakan disiplin yang sama. Lakukan secara konsisten pada akhirnya murid akan mengerti makna dari setiap tindakan yang mereka harus lakukan 

Bagaimana ibu dan bapak guru, apakah sudah siap untuk mempraktekkan disiplin jangka panjang 

Ibu dan bapak guru sekalian sekian materi kali ini. Sebagai guru tentunya kita menghargai usaha murid dengan memberikan pujian atau apresiasi kita bisa pikirkan pujian atau apresiasi seperti apa yang bisa kita berikan pada murid sehingga tidak terkesan berlebihan dan murid juga bisa mengerti maknanya 

Selamat belajar tetap semangat ya

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru hebat 

Link Video Silahkan Klik Disini 

Baca Juga tentang: