Keyakinan Kelas Eps 5


Keyakinan Kelas (Eps 5 LU 4 Hukuman vs Konsekuensi vs Restitusi) 

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru 

Selamat datang kembali di modul hukuman versus konsekuensi versus restitusi 

Apakah sampai saat ini ibu dan bapak guru sudah siap untuk mempraktikkan proses restitusi di kelas ?

Namun sebelum itu kita akan belajar terlebih dahulu mengenai keyakinan kelas, yang nantinya akan membantu guru dalam membimbing muridnya sampai melakukan restitusi  

"Haah uang siapa ini?, bu guru saya nemu uang" 

Apa itu keyakinan kelas? Apakah sama dengan peraturan kelas?

Mari kita ingat kembali cerita Julio tadi. Menurut ibu dan bapak guru. Apakah yang menjadi motivasi Julio mengambil tindakan tersebut? padahal bisa saja Julio mengambil uang tersebut. Iya pun tidak akan dapat hukuman karena tidak akan ada yang mengetahuinya tidak ada juga penghargaan yang didapatkannya dari mengembalikan uang tersebut Julio bertindak berdasarkan keyakinannya yaitu tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya. 

Mengapa keyakinan kelas bukan peraturan kelas?

Mari kita lihat contoh peraturan kelas TK B berikut

  1. Membuang sampah pada tempatnya 
  2. Merapikan kembali mainin setelah digunakan dan 
  3. Melepaskan sepatu saat masuk kelas 

Jika diperhatikan tujuan dari ketiga peraturan itu adalah untuk kebersihan atau kenyamanan dikelas nilai-nilai kebersihan dan kenyamanan Inilah yang disebut sebagai keyakinan yaitu nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama secara universal

Lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa, maupun agama menurut Diane Gossen pada bukunya "restitution restructuring schol discipline", suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam atau motivasi intrinsik 

Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat menjalankan keyakinannya daripada mengikuti  serangkaian peraturan. Begitu pula dengan murid-murid kita 

Peraturan biasanya rinci dan konkret. Suatu kelas kita memiliki lebih dari satu Peraturan yang berkaitan dengan kebersihan dan kenyamanan. Peraturan juga bisa bertambah seiring waktu sedangkan keyakinan bersifat lebih abstrak dan universal dibanding peraturan 

Segala sesuatu yang berkaitan dengan kenyamanan terkandung dalam satu keyakinan, jika suatu saat ada murid kelas TK B yang makan di kelas dan berceceran, bisa saja guru harus menambah lagi peraturan baru yaitu tidak makan di dalam kelas 

Sedangkan jika memakai keyakinan kelas guru hanya perlu mendalami kembali nilai keyakinan kepada muridnya yang nantinya berujung ke restitusi 

Bagaimana membentuk keyakinan kelas? 

Keyakinan kelas akan menjadi keyakinan bersama seluruh anggota kelas.

Lalu Bagaimana cara membentuk yakin kelas ini?

Ada beberapa hal perlu diperhatikan terkait keyakinan kelas 

1. Pembuatan keyakinan kelas melibatkan semua warga kelas 

2. Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas 

3. Menggunakan kalimat positif 

4. Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut dan 

5. Perlu adanya tinjauan kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu agar tetap relevan 

Berikut langkah praktis yang ibu dan bapak guru bisa terapkan saat pembentukan keyakinan kelas 

1. Membuka ruang diskusi

Memberikan kesempatan untuk semua murid menyampaikan masukannya mengenai keyakinan kelas yang perlu disepakati, jika murid belum biasa dengan istilah keyakinan maka bisa diajak dulu untuk mengusulkan peraturan 

2. Mencatat

Mencatat semua pendapat murid di papan tulis atau kertas besar sehingga semua bisa melihat hasil jika menemukan kalimat negatif, Ubahlah dulu menjadi kalimat positif contohnya Jika ada yang mengusulkan peraturan tidak memotong pembicaraan teman maka diubah terlebih dahulu menjadi kalimat positif. menghargai yang berbicara. 

3. Merumuskan keyakinan 

Ajak murid untuk menentukan nilai kebajikan atau keyakinan yang menjadi inti dari peraturan tersebut Apa nilai atau inti dari peraturan nomor 1, 6 dan 7 


Bimbing murid sampai terumuskan menjadi satu keyakinan 

Ketiga peraturan ini dapat disarikan menjadi satu keyakinan, yaitu hormat atau menghormati semua orang dan barang milik orang lain. Peraturan nomor 2 sehingga dapat disarikan menjadi satu keyakinan yaitu bekerja dengan baik dan tekun peraturan nomor 4 5 dan 8 dapat disarikan menjadi satu keyakinan yaitu semua orang ingin merasa diterima dan dimiliki 

4. Tinjau ulang

Guru perlu meninjau kembali butir-butir keyakinan dari Semua peraturan yang sudah disarikan 

Ingat bahwa sebaiknya keyakinan kelas tidak terlalu banyak agar mudah diingat direkomendasikan berkisar 3-7 keyakinan yang dapat disesuaikan dengan jenjang kelasnya dan 

5. Membuat pernyataan keyakinan. 

Pastikan semua warga kelas memahami makna dari keyakinan tersebut. Guru dapat mengajak murid untuk merumuskan pernyataan keyakinan yang dapat dipahami bersama. Bagi murid-murid PAUD dan SD Guru dapat merumuskan pernyataan keyakinan dengan lebih sederhana. Kemudian tempelkan gambar yang merepresentasikan setiap keyakinan. 


Misalnya keyakinan hormat disederhanakan menjadi setiap anggota kelas perlu saling menghormati dan merasa aman. Keyakinan bekerja dapat disederhanakan menjadi setiap anggota kelas perlu menjadi dirinya yang terbaik. Keyakinan diterima dan dimiliki dapat disederhanakan menjadi setiap anggota kelas perlu saling membantu 

6. Tanda tangan. 

Setelah keyakinan kelas selesai dibuat semua murid dan guru menyetujui dengan menandatangani keyakinan kelas tersebut 

7. Pajang

Pasang keyakinan kelas di dinding kelas yang mudah dilihat semua warga kelas 

Bagaimana agar murid dapat mendalami makna keyakinan kelas?

Tentu kita berharap semua murid dapat memahami makna dari pernyataan yang dituliskan dalam keyakinan kelas 

Oleh karena itu manfaatkan pekan pertama di tahun ajaran baru untuk kegiatan pendalaman yang bertujuan menurunkan keyakinan kelas menjadi sesuatu yang lebih konkret 

Pekan pendalaman keyakinan dapat diisi dengan kegiatan berikut: 

Kegiatan tampak seperti atau tidak tampak seperti pada kegiatan ini kita mengajak murid untuk berdiskusi mengenai perilaku dari setiap keyakinan tersebut akan tampak seperti apa dan tidak tampak seperti apa hasil diskusinya dituangkan pada tabel T seperti berikut

Orang yang memiliki keyakinan hormat akan tampak seperti berbicara dengan sopan mengembalikan barang yang dipinjam dan seterusnya

Sedangkan tidak tampak seperti orang yang berkeyakinan hormat jika berkata kasar meletakkan sembarangan barang yang dipinjam dan seterusnya 

Kegiatan tampak seperti pada kegiatan ini murid mendiskusikan perilaku yang tampak seperti dari setiap keyakinan dengan model skema Y.

Terdapat tiga indikator yang akan didiskusikan yaitu:

1. Terlihat 

2. Terdengar dan 

3. Berperilaku.

Orang yang memiliki keyakinan diterima dan dimiliki akan terlihat senang berbagi dan tersenyum terdengar, menawarkan bantuan dan mengajak bermain bersama, berperilaku ramah dan peduli dengan temannya 

Kegiatan tugas saya tugas kamu 

Pada kegiatan ini murid diajak berdiskusi mengenai tanggung jawab dan hak setiap warga kelas dengan menggunakan model Canvas seperti berikut 

Setiap kanvas diisi sesuai dengan tanggungjawab dan haknya  

Ketiga rekomendasi Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelompok maupun individu 

Ibu dan bapak guru dapat menyesuaikan dengan kondisi kelas masing-masing, hasil diskusi kemudian dipresentasikan kepada seluruh kelas dan dipasang di dinding kelas untuk menguatkan pemahaman 

Untuk Paud dan SD kelas kecil guru dapat menyiapkan ulang dalam bentuk gambar 

Untuk pembelajaran jarak jauh kegiatan dapat tetap dilakukan dengan menggunakan alat bantu papan tulis bersama seperti jamboard atau padlet untuk menuliskan usulan keyakinan serta tabel atau kanvas sedangkan ruang diskusi dapat menggunakan ruang virtual break-up room bahkan grup WhatsApp 

Ibu dan bapak guru memiliki keyakinan kelas akan membantu proses pembentukan sikap disiplin positif pada murid 

Pembuatan keyakinan perlu melibatkan seluruh anggota kelas dan maknanya dipahami dengan baik 

Jadi kalau ada tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai keyakinan kelas guru bisa mengajak murid melakukan refleksi dengan mengacu pada keyakinan tersebut 

Proses ini akan membimbing murid untuk memiliki motivasi level 3 yaitu untuk menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan

Dengan begitu motivasi yang terbentuk adalah motivasi internal berjangka waktu panjang bukan motivasi eksternal yang berjangka waktu pendek 

Wah wah rasa banyak sekali ya yang sudah kita pelajari materi 

Selamat belajar dan mencoba ibu dan bapak guru hebat salam dan bahagia

Link Video Silahkan Klik Disini 

Baca juga tentang: