Salam bahagia ibu dan bapak guru
Selamat datang kembali di modul hukuman versus konsekuensi versus restitusi
Jika di materi sebelumnya kita sudah membahas mengenai hukuman kali ini kita akan membahas tentang konsekuensi semoga Setelah mempelajari materi ini kita dapat lebih mengerti tentang konsep konsekuensi dan perbedaannya dengan hukuman pada saat kita sekolah dahulu
Pernahkah ibu dan bapak guru mendapat konsekuensi?
Misalnya jika merusak sarana dan prasarana sekolah maka diskors untuk beberapa waktu atau jika tidak mengerjakan PR kita harus menyalin PR tersebut sebanyak dua kali sekarang kalau kita berefleksi dan mengingat itu semua Apa benar ya yang kita alami dulu merupakan bentuk konsekuensi
Ibu dan bapak guru konsekuensi erat kaitannya dengan akibat yang akan kita terima dari suatu perbuatan kita diajarkan untuk bertanggungjawab atas perbuatan kita sesuai dengan peraturan
Diane gossen menerangkan bahwa konsekuensi adalah sebuah keadaan dimana terdapat kesepakatan dan bentuk tanggungjawab yang sudah bisa diprediksi oleh murid dan guru
Jadi jika murid melakukan kesalahan mereka bertanggung jawab Sesuai dengan kesepakatan atau aturan yang berlaku
Murid dapat berkontribusi membuat kesepakatan atau aturan kelas bersama-sama dengan guru adanya kesepakatan inilah yang membuat konsekuensi berbeda dengan hukuman saat terjadi kesalahan murid dan guru bisa memprediksi dan melakukan sangsinya sesuai aturan ini berbeda dengan hukuman yang sangsinya tidak bisa diprediksi karena gurunya lah yang menentukan Bagaimana dengan relevansi antara bentuk sanksi dan ke hanya kita sudah belajar bahwa pada hukuman tidak ada korelasi logis antara kesalahan dan solusi Bagaimana dengan konsekuensi
Menurut gossen konsekuensi memiliki bentuk solusi yang lebih logis daripada hukuman ini karena mereka ikut menyemangati peraturannya dalam pelaksanaan konsekuensi
Kita sebagai guru bertugas untuk memonitor memantau tingkah laku murid jadi posisi guru adalah mengontrol dan mengingatkan murid tentang kesepakatan di awal solusinya sendiri bisa datang dari murid sesuai aturan yang berlaku ini berbeda dengan pola hukuman Dimana posisi guru sebagai penghukum dan pembuat rasa bersalah sampai di sini Sepertinya kita sudah dapat melihat perbedaan konsep konsekuensi dan hukuman ibu-bapak guru
Mari kita lihat kedua ilustrasi di bawah ini yang manakah yang merupakan konsekuensi
"Duh haus nih"
"Anak-anak Selesai mengerjakan halaman 50 lanjutkan sampai halaman 56 Ya"
"Baik Pak"
"Yah Aska jadi Basahkan nih tas aku"
"Sudah, sudah, Aska Ayo jika salah apa yang harus dilakukan Ayo minta maaf"
Pada ilustrasi ini saat Aska menumpahkan botolnya Siapakah yang memilihkan solusinya pak Anto atau apakah Aska belajar untuk memperbaiki kesalahannya
Pak Anto lah yang memilihkan solusi untuk memperbaiki keadaannya yaitu dengan minta maaf Aska tidak dilibatkan khas semakin tidak mengerti akan kesalahannya
Ibu dan bapak guru kira-kira ini bentuk konsekuensinya bukannya ilustrasi satu ini bukan bentuk konsekuensi sepertinya bagi Pak Santo ucapan minta maaf adalah suatu bentuk konsekuensi Tetapi apakah itu menjamin bahwa Aska mengerti kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi bisa jadi minta maaf hanyalah sekedar ucapan tetapi tidak memperbaiki masalahnya tidak ada korelasi yang logis antara menumpahkan air dengan hanya minta maaf lagi haska mana masker kamu Oh ya maaf Pak Saya lupa pakai Kamu tahu kan apa konsekuensinya jika tidak memakai masker ya Pak belajar sendiri perpustakaan baik silahkan langsung ke perpustakaan
Pada ilustrasi 2 ini Pak Anto mengajak haska untuk mengingat kembali konsekuensi dan khas kami menyebutkannya Apakah ini sudah sesuai dengan bentuk konsekuensi sepertinya hapsah dan Pak Anto sudah tahu peraturannya jika tidak membawa masker maka sudah tahu konsekuensinya yaitu belajar sendiri di perpustakaan dia sendirilah yang menyebutkan konsekuensinya disini juga terlihat korelasi yang logis antara kesalahan dan sangsinya sepertinya pada ilustrasi kedua ini sudah lebih terlihat bahwa ini merupakan bentuk konsekuensi Aska mendapatkan sanksi sesuai aturan pak Anto berada dalam posisi pemantau kesalahan murid dan mengingatkan bahwa setiap kesalahan mempunyai konsekuensi sesuai kesepakatan ibu dan bapak guru sekalian dengan melihat kedua ilustrasi diatas kita sudah lebih mengerti akan bentuk konsekuensi
Apakah dari kedua solusi diatas ada yang membuat murid berhasil memperbaiki masalahnya jika konsekuensi dilakukan seperti dalam ilustrasi 2 kira-kira motivasi haska untuk tidak mengulangi kesalahannya kembali apa ya apakah karena Aska memang sadar pentingnya masker atau ia takut dan malas belajar sendiri di perpustakaan lalu di kedua ilustrasi diatas tidak ada yang mengajak Aska untuk belajar memperbaiki kesalahannya kalau begitu konsekuensi itu sama tidak ya dengan restitusi nanti kita bahas lagi di materi berikutnya
Ibu dan bapak guru sekalian, sekian materi konsekuensi untuk kali ini sebelum kita benar-benar mengakhiri Yuk kita berefleksi sebentar silakan diingat-ingat kembali satu bentuk tindakan konsekuensi yang sudah pernah ibu dan bapak guru lakukan apakah bentuk konsekuensi tersebut efektif untuk mendisiplinkan murid jika murid tidak mengulangi kembali kesalahannya dimasa mendatang kira-kira Faktor apa ya yang mendasarinya intrinsik atau ekstrinsik
Selamat belajar salam bahagia ibu dan bapak guru hebat hai kupu-kupu
Link Video Silahkan Klik Disini