Perilaku Siswa dan Pendidikan Karakter

 


Perilaku Siswa dan Pendidikan Karakter (Student Behavior and Character Education)

Perilaku siswa pada masa sekarang digambarkan sebagai perilaku siswa yang tidak seperti jaman dahulu. Banyaknya perbincangan atau pembahasan mengenai perilaku negatif siswa di berbagai media yang menimbulkan persepsi bahwa perilaku siswa ini tidak sesuai dengan kodratnya sebagai siswa, orang yang sedang belajar, yang seharusnya mempunyai etika, kesopanan dan perilaku baik lainnya. (The behavior of students today is described as student behavior that is not like in the past. The number of conversations or discussions about students' negative behavior in various media has led to the perception that this student's behavior is not in accordance with their nature as students, people who are studying, who should have ethics, courtesy and other good behavior)

Walaupun demikian, kita tidak bisa men-genalisir bahwa semua siswa berperilaku demikian. Masih banyak siswa yang baik dan berperilaku sangat sopan, disiplin, rajin, dan lainnya. (However, we cannot identify that all students behave in this way. There are still many students who are good and behave very politely, disciplined, diligent, and others.)

Yang akan kita bahas kali ini adalah perilaku siswa menyimpang, yang keluar dari nilai atau norma norma baik yang berlaku di masyarakat.  (What we will discuss this time is deviant student behavior, which is out of value or good norms that apply in society.)

Perilaku tidak baik yang dilakukan oleh hanya beberapa siswa ini disebabkan oleh berbagai hal. Perilaku ini biasanya disebabkan oleh akumulasi interaksi siswa tersebut dengan perilaku yang kurang baik. Siswa banyak berinteraksi dengan hal-hal yang kurang baik, sehingga mempengaruhi pola pikir dan perilakunya sehari-hari, dimana hal tersebut dibawa dilingkungan sekolah. (The bad behavior carried out by only a few students was caused by various things. This behavior is usually caused by the accumulation of student interactions with unfavorable behavior. Students interact a lot with things that are not good, so that it affects their daily mindset and behavior, where it is brought into the school environment.)

Banyak kemungkinan akan tempat dimana siswa tersebut berinteraksi dengan hal yang kurang baik itu. Di lingkungan rumah, dalam interaksi dengan keluarga, ayah, ibu, kakak, adik, dan lainnya. Di lingkungan sekolah pun mungkin bisa menjadi tempat dimana siswa tersebut menemukan hal yang kurang baik atau hal yang membuat siswa tersebut menjadi kurang baik. Dalam interaksinya dengan teman-temannya di sekolah juga dapat berpengaruh terhadap perilaku siswa, seperti adanya praktek perundungan, pemalakan, atau juga kekerasan dan hal buruk lainnya. (There are many possibilities for places where students interact with things that are not good. In the home environment, in interaction with family, father, mother, brother, sister, and others. The school environment may also be a place where students find things that are not good or things that make these students less good. In his interactions with his friends at school, it can also affect student behavior, such as bullying, bullying, or violence and other bad things.)

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru dikelas untuk dapat mempengaruhi atau merubah perilaku siswa yang berperilaku kurang baik atau mengidentifikasi perilaku kurang baik siswa. Langkah yang dilakukan adalah: (There are several ways that teachers can do in the classroom to be able to influence or change the behavior of students who behave poorly or identify students' unfavorable behavior. The steps taken are:)

1. Sebisa mungkin mengetahui atau menghafal semua siswa. Cara ini mungkin sulit, namun dengan kita tahu dan mengenal siswa, maka semua siswa termasuk siswa yang berperilaku kurang baik akan merasakan diketahui dan dikenal oleh guru. (As much as possible know or memorize all students. This method may be difficult, but by knowing and getting to know students, all students including students who behave poorly will feel known and recognized by the teacher.)

2. Melakukan eye-contact dengan siswa ketika dikelas. (Make eye-contact with students in class.)

3. Guru berkeliling ketika dikelas. Guru tidak hanya diam didepan kelas, duduk, atau dekat papan tulis sambil menerangkan. Ketika berkeliling guru bisa melakukan small chat, atau bincang bincang kecil dengan siswa. (The teacher walks around in class. The teacher does not just sit in front of the class, sit, or near the blackboard while explaining. When walking around the teacher can do a small chat, or small talk with students.)

4. Guru menjalin persahabatan atau kedekatan dengan siswa.Sedikit humor mungkin bisa mencairkan suasana. (Teachers establish friendships or closeness with students. A little humor might lighten the mood.)

5. Ketika guru dikelas, dapat melihat perilaku baik verbal atau non verbal yang tidak biasa, sehingga dapat mengidentifikasi perilaku siswa. (When the teacher is in class, they can see unusual verbal or non-verbal behavior, so they can identify student behavior.)

Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan suatu proses perubahan yang kontinyu, perubahan tersebut terjadi secara terus menerus dalam ranah moral, etika dan perilaku. (Character education is a continuous process of change, these changes occur continuously in the realm of morals, ethics and behavior)

Menurut Lickona (1991), pendidikan karakter mempunyai tiga konsep utama yakni mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiringthe good), dan melakukan kebaikan (doing the good). (According to Lickona (1991), character education has three main concepts, namely knowing the good, loving the good (desiring the good), and doing the good (doing the good).)

Baca juga tentang Motivasi siswa dalam belajar

Pendidikan karakter merupakan tujuan dari Sistem Pendidikan Nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. (Character education is the goal of the National Education System. Article I of the 2003 National Education System Law states that among the goals of national education is to develop the potential of students to have intelligence, personality, and noble character.)

Penerapan pendidikan karakter dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan. Yang pertama yang dilaksanakan dikelas. Guru memegang peranan penting. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dapat dilihat pada bagian atas artikel ini. (The application of character education can be done through several approaches. The first is carried out in class. Teachers play an important role. Some of the things teachers can do can be seen at the top of this article.)

Penerapan pendidikan karakter di sekolah. Penerapan ini menyangkut semua yang ada disekolah, dimulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, penjaga, pesuruh serta seluruh siswa. (Application of character education in schools. This application concerns everything in the school, starting from the principal, teachers, education staff, guards, errand boys and all students.)

Penerapan pendidikan karakter di masyarakat dapat dilakukan melalui orangtua siswa dan komite. Orangtua siswa dan komite sekolah perlu di berikan informasi mengenai penerapan pendidikan karakter yang dilaksanakan dimasyarakat khususnya dilingkungan rumah siswa atau peserta didik. (The implementation of character education in the community can be done through parents and committees. Parents and school committees need to be given information about the implementation of character education carried out in the community, especially in the home environment of students or students.)

Beberapa aspek penting dalam pendidikan karakter yang keseluruhannya saling terkait satu dengan lainnya adalah: (Some important aspects in character education which are all interrelated with each other are:)

  1. Sikap tanggung jawab (responsibility,),
  2. Rasa Hormat (Respect),
  3. Keadilan (Justice),
  4. Kejujuran (Honesty),
  5. Disiplin (Discipline),
  6. Peduli (Care),
  7. Keberanian (menegakan kebenaran) (Courage (upholding the truth)),
  8. Ketekunan (Perseverance), dan
  9. Kewarganegaraan (Citizenship).
Demikian, semoga bermanfaat.

Referensi:

1. Purwanto, Pendidikan Karakter di Sekolah, 2021, Indonesia Emas grup, Bandung

Baca Juga: