Program Prioritas


Program Prioritas

Bapak dan Ibu, Sudahkah anda memulai menyusun program satuan pendidikan? pasti banyak Ya ide yang ingin dijalankan. Bagaimana kalau ternyata kapasitas satuan pendidikan belum mendukung? Tentu saja Anda perlu memilih mana yang akan dijadikan prioritas. Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan program prioritas?

Ada beberapa kerangka pikir yang bisa membantu kita untuk menumbuhkan kesadaran dan melatih keterampilan dalam mengambil keputusan. Mari kita simak pembahasan berikut ini 

Ketika menyusun program, meski sudah berkaitan dengan visi misi sekolah, realistis, dan dirancang agar berdampak pada murid, terkadang program yang direncanakan tidak bisa dijalankan, mungkin karena keterbatasan dana,  waktu atau SDM

Dalam situasi demikian kita tentu perlu membuat memutuskan program mana yang diprioritaskan. Mari perhatikan contoh kasus berikut ini:

Ibu Dina adalah Seorang Kepala Sekolah Dasar. Di tahun ajaran baru, ibu Dina berencana menggunakan anggaran untuk perbaikan fasilitas toilet sekolah dan perawatannya agar lebih bersih dan nyaman. 

Namun ibu Dina mendapat cerita dari salah satu guru yang mengamati bahwa pemilahan dan pengolahan sampah belum berjalan dengan efektif. Masih banyak sampah yang dibuang tidak sesuai jenisnya dan ternyata semua sampah bercampur kembalii ketika diserahkan kepada petugas petugas pengolah sampah setempat. Ketika bu Dina berdiskusi dengan murid sebagian murid mengaku belum mengerti cara membedakan sampah organik dan sampah anorganik. 

Ibu Dina menyimpulkan  bahwa dibutuhkan perubahan sistematis dalam pengelolaan limbah  sekolah mulai dari 

  1. Perbaikan fasilitas pemilahan sampah, 
  2. Reedukasi warga sekolah, 
  3. Bekerja sama dengan pihak ketiga yang mampu mengelola sampah dengan lebih bertanggung jawab. 

Tapi untuk merealisasikannya butuh investasi biaya dan waktu yang tidak sedikit. Hasilnya belum tentu akan terlihat dalam waktu dekat.

Di sisi lain ini adalah program jangka panjang untuk melatih kepemimpinan dan kepedulian peserta didik terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya dengan anggaran yang terbatas.

Ibu Dina menghadapi situasi dilematis dan perlu menentukan prioritas. Apakah sebaiknya Ibu Dina tetap menggunakan anggaran untuk perbaikan fasilitas toilet sekolah atau untuk perbaikan fasilitas pengelolahan sampah. Apa yang akan anda lakukan jika ada di posisi ibu Dina?

Pada kasus tersebut kepala sekolah menghadapi dilema paradigma jangka pendek, lawan jangka panjang 

Dalam situasi demikian bukan berarti hanya ada satu pilihan benar dan lainnya salah, karena keduanya memiliki nilai kebenarannya yang masing-masing. Namun tentu masing-masing pilihan memiliki konsekuensi yang perlu dihadapi Maka sebagai pemimpin perlu sadar untuk melandaskan pengambilan keputusan pada tiga unsur yaitu:

1. Berpihak pada murid 

2. Berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, 

3. Bertanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Menurut Bapak Ibu apakah kedua pilihan yang dihadapi Ibu Dina memenuhi ketiga unsur tersebut. Mari kita refleksikan masing-masing pilihan dengan pertanyaan berikut 

Seberapa jauh keputusan itu akan berdampak pada murid?

Apa saja hal-hal baik yang mungkin dihasilkan dari keputusan tersebut mana keputusan tersebut?

Mana keputusan yang sanggup dihadapi resikonya?

Sebelum lanjut saya mau tanya dulu nih Bapak Ibu pasti pernah membuat keputusan kan? apa yang biasanya ibu bapak bayangkan ketika membuat keputusan? masing-masing dari kita pasti akan mencocokkan situasi yang dihadapi dengan prinsip atau nilai-nilai yang kita anut, baik secara sadar maupun tidak.

Nilai-nilai ini berasal dari referensi pengalaman dan pengetahuan yang membentuk kerangka berpikir kita. mungkin dari pengasuhan di masa kecil, pendidikan, pelatihan juga pengalaman hidup

 Ada tiga (3) prinsip atau kerangka berpikir yang sering digunakan dalam membuat keputusan yaitu:

  1. Berpikir berdasarkan hasil akhir 
  2. Berpikir berdasarkan peraturan 
  3. Berpikir berdasarkan rasa peduli 

Tentu masing-masing prinsip ini bersifat kontekstual, maka kita perlu berlatih untuk menyadari konteks, situasi, serta kerangka berpikir kita sendiri dalam membuat keputusan. 

Dengan menyadari kerangka berpikir kita sendiri, kita akan mampu memetakan pilihan dengan  lebih jelas dan rasional, sehingga mampu membuat keputusan dengan efektif. 

Jika menghadapi kasus seperti ibu Dina, prinsip manakah yang akan bapak ibu gunakan?. 

Bapak ibu  pengambilan keputusan memang sebuah keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka kita akan semakin terlatih dan keputusan yang dibuat akan semakin tepat sasaran.

Adakalanya keputusan yang kita buat tidak dapat memuaskan semua pihak atau mungkin keputusan kita terbukti tidak tepat di kemudian hari. bagaimanapun juga keputusan yang terbaik adalah yang diputuskan 

Setiap keputusan adalah tepat Berdasarkan informasi yang ada pada waktu keputusan itu dibuat. Jika ternyata keputusan kita belum tepat Maka sebagai pemimpin Merdeka belajar, kita perlu Berani mengakui kesalahan dan belajar dari kesalahan 

Yang perlu diingat adalah dalam membuat keputusan terutama terkait program pendidikan hendaknya selalu berdasarkan pada rasa penuh tanggung jawab nilai-nilai kebajikan dan berpihak pada murid 

Selamat berlatih bapak ibu

Link