Prinsip dalam Pengembangan Program Sekolah


Prinsip dalam Pengembangan Program Sekolah

Perkenalkan ini Bu Sukma, kepala sekolah di SMP Matahari. Bu Sukma sedang bertanya-tanya Mengapa program selama ini dibuat dan menjalankan tidak mampu mengembangkan Sekolah sesuai harapan sekolah, apa ya penyebabnya?

Bu Sukma kemudian mencoba berefleksi dan mencari tahu apakah ada hal yang luput dari perhatian mereka saat membuat program satuan Pendidikan. 

Ternyata membuat program pengembangan sekolah haruslah berlandaskan visi misi dan tujuan satuan Pendidikan, realistis dan berdampak pada murid. Seringkali visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan menjadi sekedar hiasan dinding.

Seluruh warga satuan seharus memahami untuk apa satuan pendidikan ini berdiri? Apa yang sebenarnya kita cita-citakan? dan bagaimana cita-cita tersebut dapat membantu masyarakat mendapatkan pendidikan yang berkualitas?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut Bu Sukma bersama tim pengembangan sekolah jadi mendapat arah yang jelas tentang program apa yang dapat mewujudkan visi misi dan tujuan mereka.

Rekan-rekan di tim pengembangan sekolah pun menjadi lebih solid dan termotivasi karena mereka menjalankan sesuatu yang memang diyakini Bersama, tapi ternyata program yang sudah dirancang dengan bagus untuk mewujudkan visi terkadang sulit diwujudkan karena terbentur kondisi. Apakah ibu bapak pernah mengalaminya juga? rasanya frustasi bukan? 

Bu Sukma dan teman-teman satu tim juga mengalaminya. Itulah mengapa Ada satu prinsip lagi yang menjadi acuan dalam mengembangkan program yaitu realistis.

Realistis bukan berarti pesimis ya bukan juga berarti minim inovasi. Realistis artinya berangkat dari hal nyata dari apa yang sudah dipunya. Tahukah teman-teman bahwa yang paling menantang dari prinsip ini adalah perubahan pendekatan berpikir. Kita memang terbiasa melihat kekurangan dari suatu situasi lebih dulu akibatnya kita jadi pesimis terhadap perubahan.

“Ingin mengembangkan program tapi dana tidak mencukupi fasilitas tidak ada SDM hanya sedikit dan tidak ada dukungan, kami tidak bisa berbuat apa-apa”

Nah sekarang pendekatan berpikir seperti itu harus diubah fokus kita harus digeser pada potensi yang ada. Perhatikan dengan seksama dan temukan hal-hal baik yang bisa dikembangkan di sekitar kita Tampaknya sulit untuk mengembangkan program, tapi ternyata guru dan tenaga kependidikan kompak dan saling mendukung, murid bersemangat dan suka mencoba hal baru, banyak pihak yang bisa diajak Kerjasama.

Langkah paling awal yang bisa dilakukan sekolah adalah menguatkan program yang sudah baik,  meningkatkan kebermaknaannya, serta melibatkan lebih banyak pihak dalam pelaksanaannya.

Tujuannya tentu saja agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang lebih kaya dan berdampak 

Ibu bapak sebenarnya untuk Siapakah program sekolah dirancang? siapa seharusnya merasakan dampaknya paling besar?

Seringkali peserta didik hanya menjadi objek dari sebuah program sekolah. Semua program sekolah dirancang dan dilaksanakan dari sudut pandang kita sebagai pendidik, bukan dari mereka.

Dalam pelaksanaannya peserta didik juga hanya mengikuti instruksi tanpa pernah didorong untuk berinisiatif, padahal semakin peserta didik terlibat aktif dalam sebuah program maka semakin besar dampaknya mereka dapatkan. Hal ini juga disadari oleh Bu Sukma dan rekan-rekan di tim pengembangan sekolah. Kesadaran itu akhirnya mengubah cara mereka membuat program.

Sebelumnya di sekolah busukma diadakan lomba bercerita di sekolah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi literasi peserta didik. Apakah berhasil? ternyata tidak hanya beberapa peserta didik saja yang cocok dengan program tersebut, selebihnya hanya menjadi penonton. Alhasil tujuan untuk meningkatkan literasi seluruh peserta didik ternyata tidak tercapai, maka Bu Sukma mengubah cara melaksanakan program literasi yang tadinya berupa lomba kini diubah menjadi pameran. Tiap anak bisa menceritakan bacaan yang mereka sukai dengan cara yang mereka pilih.

Ternyata hasilnya luar biasa semua anak terlibat dan ketertarikan mereka pada bacaan jadi meningkat pesat, Hal ini membuktikan bahwa semakin peserta didik terlibat aktif dalam sebuah program maka semakin besar dampaknya mereka dapatkan. Bisa kita lihat bahwa Bu Sukma sebenarnya tidak membuat program baru ia meneruskan kegiatan literasi yang sudah ada di sekolahnya tetapi mengubah bentuk kegiatannya dari lomba menjadi pameran, sehingga lebih banyak murid terlibat.

Kegiatan pameran yang dipilih Bu Sukma juga membuat literasi memiliki makna personal bagi setiap anak sesuai dengan konteks dirinya. Dengan mengembangkan program satuan pendidikan yang berlandaskan visi, misi, dan tujuan satuan Pendidikan, realistis dan berdampak pada murid tim pendidik di sekolah menjadi semakin Solid. Peserta didik terpenuhi kebutuhannya, orang tua pun merasakan dampak program pada buah hati mereka.

Tadi adalah pengalaman Bu Sukma dalam menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan program sekolah yang berdampak. Bagaimana dengan pengalaman anda?