Ide Besar 1: Fokus pada Pembelajaran Murid


Ide Besar 1: Fokus pada Pembelajaran Murid

Ide besar pertama dalam komunitas belajar Yaitu fokus pada pembelajaran murid. Segala kegiatan di komunitas belajar harus berfokus pada tujuan Ini. Meningkatkan kualitas pembelajaran murid.Apakah kegiatan belajar guru sudah dilakukan untuk memperbaiki dan mengoptimalkan pembelajaran di dalam kela?s fokus pada pembelajaran berarti memusatkan perhatian guru pada apa yang akan dipelajari murid dan bagaimana murid melalui proses pembelajaran tersebut, bukan pada apa yang akan diajarkan guru. Jadi fokusnya beralih nih dari yang awalnya mengajar menjadi belajar.

Fokus ini mendorong guru dan pemimpin pembelajaran untuk memeriksa kembali praktik pembelajaran yang telah dilakukan. apakah proses pembelajaran sudah berfokus pada murid sehingga mendorong murid untuk belajar samp tingkat capaian tertinggi?

Apakah proses pembelajaran sudah mendukung untuk mencapai tujuan, visi, misi sekolah?

Karena fokusnya kepada pembelajaran murid guru dan pemimpin pembelajaran juga jadi terdorong mengevaluasi praktik pembelajarannya Apakah praktik yang dilakukan selama ini sudah membantu murid belajar?

Adakah yang perlu kita perbaiki?

Di komunitas belajar para guru tidak berjuang sendirian untuk mengevaluasi dan memastikan semua murid mendapat pembelajaran yang berkualitas, Namun semua itu dilakukan secara berkolaborasi dan didukung oleh kepala sekolah dan pimpinan lainnya, karena pada prinsipnya seluruh tenaga pendidik memiliki tanggung jawab untuk setiap murid di sekolahnya bukan hanya tanggung jawab wali kelas dan guru mata pelajaran saja. Bagaimana kita dapat memastikan agar murid memperoleh pembelajaran yang berkualitas.

Berikut adalah empat pertanyaan kritis yang dapat digunakan sebagai referensi cara berdiskusi atau arah Percakapan yang dilakukan bersama rekan sejawat dalam komunitas belajar 

1. Apa yang kita harapkan untuk murid pelajari? apa saja kompetensi esensial dan konsep penting yang harus murid kuasai? 

Melalui pertanyaan kritis yang pertama ini para pendidik mendapatkan cakupan pembelajaran yang diharapkan dan kemudian dapat diturunkan menjadi strategi pembelajaran 

2. Bagaimana kita tahu bahwa setiap murid telah belajar?

Hal tersebut belajar sejatinya adalah perubahan dari satu kondisi ke kondisi lain yang dianggap lebih baik lebih meningkat atau lebih positif Oleh karena itu penting bagi Bapak dan Ibu untuk memiliki data yang valid mengenai kondisi awal murid saat belajar hingga saat Bapak dan Ibu menyatakan murid telah tuntas mencapai capaian pembelajarannya. Data-data ini akan kita dapatkan dari asesmen formatif yang dirancang dengan tepat dan dilakukan di sepanjang pembelajaran, kemudian data ini didiskusikan bersama untuk menjawab pertanyaan kritis, Apakah murid telah belajar?

3. Bagaimana respon kita jika ada murid yang tidak belajar?

Tidak belajar dalam konteks ini bukan sesederhana murid tidak ikut aktivitas belajar secara fisik hadir malas atau tidak mau belajar tapi lebih dari itu seperti murid yang terlihat mengikuti aktivitas belajar tapi tidak terlibat dan tidak melalui proses pembelajaran solusi saat menemukan murid yang tidak belajar juga tidak selalu berujung kepada remedial atau mengulang kegiatan belajar dengan aktivitas yang persis sama seperti yang sudah dilakukan. Dengan memanfaatkan data asesmen formatif bapak dan ibu dapat menganalisis di mana murid mengalami kesulitan dan segera melakukan intervensi bisa jadi Dalam praktiknya Bapak dan Ibu tidak memiliki pengalaman menangani murid dengan kondisi tertentu saat itulah menjadi momen tepat bagi Bapak dan Ibu untuk belajar dari guru lain yang mungkin pernah mengalami hal yang sama dan sudah menemukan solusinya jadi agenda komunitas belajar bisa berangkat dari permasalahan sehari-hari yang dialami satu guru untuk kemudian didiskusikan dan dicarikan solusinya bersama-sama. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan berbagi praktik dari guru lain yang mungkin pernah mengalami hal serupa 

4. Bagaimana kita akan memperkaya pembelajaran untuk murid yang sudah Mahir dalam belajar? 

Setiap orang perlu tantangan yang tepat agar keinginan belajar tidak mati murid yang kemampuannya lebih seringkiali terhenti pada satu tantangan saja karena tidak ada dukungan buat mengembangkan kemampuannya lebih jauh. Nah di sinilah peran guru dibutuhkan untuk memberikan tantangan yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid idealnya tantangan diberikan tidak di bawah kemampuan murid sehingga murid selalu merasa belajar hal baru. Tantangan juga tidak boleh terlalu sulit untuk dicapai agar murid tidak kehilangan motivasi belajar dan menganggap dirinya tidak memiliki kemampuan yang cukup. Tantangan sebaiknya diberikan sedikit di atas kemampuannya sehingga murid masih dapat merasakan keberhasilan dalam belajar dan tetap senang belajar. Untuk mengetahui tingkatan tantangan yang sesuai kita bisa menggunakan data asesment formatif yang dibahas pada pertanyaan kritis kedua.

Itulah tadi empat pertanyaan kritis yang membantu guru untuk selalu fokus pada pembelajaran murid serta memastikan para murid belajar dan mencapai potensi terbaik yang mereka miliki