Apakah Pendidik Bisa Menjadi Perundung?

 

Apakah Pendidik Bisa Menjadi Perundung?

Tentunya melihat peserta didik sebagai perundung bukanlah sesuatu yang asing lagi, memang benar kejadian perundungan yang banyak kita dengar adalah ketika pelakunya sesama murid, Namun ternyata ada pelaku-pelaku perundungan lain di sekitar kita.

Pak Budi: Bu Undung, sudah dengar berita baru belum? itu, ada peristiwa kekerasan baru lagi terungkap di sekolah diprovinsi kita, pelakunya sama-sama guru 

Bu Nani: kali ini lebih sulit diungkap Bu, karena tidak ada bukti dan rekan-rekan sesama guru tidak ada yang mau terlibat dalam pemeriksaan

Bu Undung: Iya, saya sudah baca juga berita yang tadi pagi, seram y,a padahal kekerasan dan perundungan bisa dideteksi sejak awal dan harus diatasi segera jika terjadi 

Pak Budi: Dideteksi, kalau guru yang melakukan kekerasan atau perundungan, ciri-cirinya seperti apa Bu?

Bu Undung: tentunya tidak ada ciri-ciri pasti karena perilaku perundungan bisa tampak dengan berbagai cara, tetapi memang ada beberapa perilaku perundungan yang biasanya bisa kita perhatikan dari pelaku perundungan, terutama guru. Misalnya: seperti yang kita tahu perlindungan terjadi karena adanya ketidakseimbangan kuasa atau kekuatan Ketika kita melihat rekan sesama guru yang menggunakan kuasanya untuk memberikan sanksi yang tidak relevan tentunya kita harus mengingatkan rekan tersebut 

Bu Nani: ketidakseimbangan kuasa seperti guru dan murid Bu 

Bu Undung: betul perbedaan kuasa yang bisa nyata kita lihat biasanya melalui kedudukan atau jabatan misal antara guru dan murid, kepala sekolah dan guru atau orang tua dan anak. Tetapi ada juga kuasa yang tidak bisa kita lihat dengan kasat mata, misalnya senioritas kekuatan fisik popularitas status ekonomi dan lainnya. Ketika kuasa ini disalahgunakan secara terus menerus belum lagi dalam nuansa kekerasan itulah yang menjadi perundungan. Kecenderungan lainnya juga dapat dilihat dari temperamen atau gaya perilaku pendidik dalam merespon sesuatu. Apakah ketika ada peserta didik yang melakukan kesalahan lantas langsung kita bisa beri julukan si malas atau si suka melawan bisa jadi juga kita berulang kali menjadikan ciri fisik murid sebagai bercandaan, seperti si hitam atau si gendut yang membuatnya tidak nyaman. Sebaiknya guru dapat melakukan komunikasi yang lebih sehat dengan menghindari hal-hal tersebut. Jika murid melakukan kesalahan kita perlu mendorong murid untuk merefleksikan perilakunya, dibanding mengejeknya kan. Sebenarnya kita bisa loh membangun budaya komunikasi yang sehat dan penuh percaya dengan para murid dengan demikian interaksi dan perilaku guru tidak akan menyebabkan trauma atau ketakutan pada murid, tetapi tentunya peruntungan bisa terjadi terus-menerus ketika sekolah melanggangkannya Misalnya saja ketika murid mengalami tindak kekerasan Apakah murid bisa melaporkannya kepada guru-guru tanpa rasa takut?

Bu Nani: Kalau Saya dan Pak Budi kan selalu baik dan dekat dengan para murid Apa mungkin mereka masih takut melapor Bu Undung?

Bu Undung: rasa berani melaporkan kejadian perundungan tidak muncul hanya karena ada satu atau dua guru yang bersikap baik seperti Bu Nani dan Pak Budi ini kita perlu melihat sistem atau budaya yang dibangun di sekolah 

Pak Budi: Oh misalnya seperti laporan yang diabaikan ya Bu 

Bu Undung: atau bahkan dianggap sekedar bercandaan murid belakang di tempat saya mengajar dulu ada korban yang dianggap tidak bisa menerima candaan dari temannya dan melebih-lebihkan kejadiannya ia disalahkan guru karena dianggap lemah secara mental, hal ini membuat korban jadi tidak mau melapor lagi 

Bu Nani: betul juga, tidak jarang korban yang disalahkan ya Bu misalnya guru yang menerima laporan menyalahkan korban yang dianggap Cari perhatian, korban yang dianggap tidak bisa menjaga uang atau barang-barangnya atau korban yang dianggap tidak berani melawan 

Pak Budi: kira-kira apalagi yang membuat korban atau teman-teman korban takut melaporkan kejadian renungan pada guru Bu?

Bu Undung: Bagaimana guru dan Kepala sekolah menyelesaikan laporan perundungan Misalnya saja seringkali kita melihat guru yang memanggil pelaku dan korban secara bersamaan untuk saling memaafkan agar kejadian perundungannya cepat selesai.

Bu Nani: murid korban bisa trauma dong ya Bu

Pak Budi: ternyata mulai dari hal yang kita lakukan sehari-hari sebagai guru bisa membangun budaya di sekolah yang penuh kekerasan ya 

Bu Undung: di sisi lain ketika kita melihat rekan guru kita melakukan perundungan Apakah kita bisa menegur mereka Biasanya kita akan takut terdampak negatif jika ikut campur dengan urusan rekan kerja kita 

Bu Nani: Sebenarnya saya nggak bisa membayangkan, Duh kalau kejadian perundungan dilakukan oleh rekan pendidik di sekolah ini bagaimana ya saya harus bersikap

Pak Budi: harus kita beri hukuman Bu pendidikan kok pakai kekerasan 

Bu Undung: Eh Pak Budi kalau main langsung hukum saja Apa bedanya kita dengan pelaku perundungan ada beberapa hal yang bisa kita lakukan ketika melihat rekan sesama pendidik menjadi pelaku perundungan Pak 

Pak Budi: Pak hesa, Terima kasih hari Senin kemarin sudah menggantikan saya saat jam pelajaran ya Pak, terkait ini sebenarnya saya mendapatkan laporan dari seorang murid bahwa Bapak sempat beberapa kali mengomentari tubuh seorang murid di kelas, mohon hal ini tidak diulang lagi ya Pak karena komentar yang merendahkan dapat membuat murid merasa tidak percaya diri. Tugas kita sebagai guru kan mengembangkan potensi dalam diri murid bukan justru mematikannya. 

Baik langkah pertama harus kita tegur ya Bu Bagaimana kalau guru pelaku perundungan tidak berubah meski sudah ditegur bu, sudah bisa dihukum

Bu Undung: jika menemukan kejadian seperti ini bapak dan ibu guru harus tenang dulu meski marah kita perlu Percayakan pada mekanisme pengaduan yang ada. Guru dapat melaporkan rekan kerjanya yang melaporkan perundungan kepada tim pengaduan jika di sekolah belum dibentuk tim pengaduan perundungan Bapak dan Ibu bisa melaporkannya ke kepala sekolah atau wakil kepala sekolah yang terkait. 

Intinya sekarang kita sudah tahu bahwa penting sekali Bagi sesama rekan guru untuk saling memberi umpan balik, agar perilaku kecil yang tidak kita sadari tidak berubah menjadi perundungan yang terus dilanggengkan 

Link Video Silahkan Klik Disini 

Link