Kenaikan Kelas pada Fase yang Sama
Pak Budi dan bu Dewi adalah guru pada fase yang sama di SD Merdeka, siang ini mereka sedang berdiskusi mengenai tingkat ketercapaian Anto salah seorang peserta didik di kelas 3.
“Pak Coba kita lihat lagi yuk PP dan ATP yang sudah kita tentukan di awal tahun kemarin untuk kelas 3 dan 4.”
“Mari bu Dewi Ada apa memangnya Bu? bukannya kita telah membagi mana TP yang akan dicapai di kelas 3 dan mana yang akan dicapai di kelas 4”
“nah di akhir tahun ajaran ini ternyata Anto salah satu murid Saya tidak mencapai salah satu TP kelas 3”
“Apakah sebelumnya sudah digali apa penyebabnya serta didiskusikan dengan orang tua?”
“Sudah Pak pertama-tama saya ngobrol dengan Anto tentang hambatan belajar yang dia alami, ternyata dia merasa rendah diri karena sering merasa sulit memahami topik pelajaran dibanding teman-teman sekelasnya, akibatnya motivasi belajar Anto turun. Saya sudah memberikan pendampingan tambahan juga telah berkomunikasi dengan orang tua untuk membangkitkan kepercayaan dirinya sebenarnya sudah ada perkembangan yang baik Pak namun sayangnya saya kehabisan waktu hingga waktu belajar di kelas 3 berakhir, masih ada TP yang belum dicapai oleh Anto”
“Baik Bu Dewi seperti prinsip yang kita pegang dalam kurikulum Merdeka maka TP yang belum tercapai akan dipelajari kembali di kelas 4. Saya akan melakukan penyesuaian yang diperlukan dalam pembelajaran untuk Anto di kelas 4”
“terima kasih pak Budi. Selain itu Bisakah bapak turut hadir dalam diskusi dengan saya dan Anto beserta orang tuanya untuk menentukan langkah selanjutnya?”
“tentu saja Bu Dewi”
Halo ibu dan bapak guru hebat dari adegan tadi kita bisa melihat dialog antara dua guru di fase yang sama memperbincangkan Bagaimana seorang siswa yang belum mencapai semua TP bisa melanjutkan pembelajarannya di tingkat selanjutnya.
Berdasarkan dialog tersebut terlihat bahwa kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis karena pembelajaran dilaksanakan dengan prinsip mastery learning atau pembelajaran sesuai tahap capaian.
Maka bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakuan khusus agar dapat mencapainya
Dengan kata lain tindakan untuk peserta didik yang beresiko tidak seharusnya menunggu hingga akhir tahun ajaran, namun perlu segera diberikan.
Selanjutnya Bagaimana penulisan nilai pada raport Apabila ada TP yang tidak tercapai?
Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai sampai saatnya kenaikan kelas maka pada rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai yang sebenarnya dicapai lalu tambahkan deskripsi bahwa peserta didik tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya Hal ini tentu saja perlu dikomunikasikan dengan baik antara pendidik orang tua dan pihak sekolah.
“jadi bagaimana ini Bu Dewi? nilai Anto pada mata pelajaran matematika masih juga rendah padahal kita sudah berusaha keras mengatasi hambatan belajar Anto. jadi Apakah anak saya Anto bisa naik ke kelas 4 Bu?”
“Iya Ibu setelah kita melakukan penyesuaian pembelajaran sesuai dengan kebutuhan Anto ternyata untuk satu tujuan pembelajaran ini masih belum bisa tercapai. Kemarin sudah kita bicarakan juga tentang hal ini untuk Iya Bu apa yang kemarin kita sepakati nak anda akan naik kelas dan ada pendampingan tambahan untuk tujuan pembelajaran ini nanti Anto belajar dari temannya guru kelas 4”
“benar ini Pak Budi yang akan mendampingi Anto di kelas 4”
“salam kenal Anto, saya Pak Budi di kelas 4 bapak yang akan menemani Anto belajar kita akan mencoba cara belajar yang paling sesuai supaya Anto semangat belajar ya Pak bertemu lebih semangat lagi.
Salam kenal Ibu seperti yang telah dimulai oleh Bu Dewi sekarang pun Mari kita sama-sama mendukung Anto belajar kita akan berdiskusi lebih lanjut tentang Strategi apa yang akan kita jalankan”
“Baik Pak Budi Terima kasih atas dukungan guru-guru pada anak saya”
Demikianlah contoh praktik yang menunjukkan pengambilan keputusan kenaikan kelas pada fase yang sama beserta tindak lanjutnya
Menyadari bahwa semua peserta didik memiliki kondisi dan kebutuhan yang berbeda mungkin jenis dukungan yang akan diberikan pendidik akan berbeda, namun prinsipnya tetap sama yaitu semua keputusan diambil dengan melibatkan pendidik orang tua dan juga peserta didik
Dengan demikian ada komitmen bersama yang akan dijalankan sebagai tindak lanjut untuk mendukung peserta didik memenuhi kebutuhan belajarnya
Nah bagaimana dengan ibu dan bapak guru?
Apakah sudah ada kolaborasi antar guru dalam penentuan kenaikan kelas di sekolah ibu dan bapak?
Seperti apa kesepakatan yang dihasilkan untuk mendukung peserta didik yang memenuhi hambatan belajar
Mari kita coba praktekkan bersama
Link Video Silahkan Klik Disini
Link