Salam dan bahagia ibu dan bapak guru
Selamat datang pada model dimensi Mandiri
Kali ini kita akan membahas elemen terakhir dalam dimensi Mandiri yaitu elemen regulasi diri
"Tadinya kayak gini, aku mau pakai ide presentasi penggunaan air, tapi sudah dipakai kelompok lain gak seru kan kalau sama"
"Hmmh iya"
"Coba kita pikirkan lagi"
"Kamu bisa gambarkan kita buat pamflet dan poster yuk tentang hemat air"
"Kemampuan menggambarmu lebih bagus dari ku"
"Kamu kesel ya bagaimana kalau kita kampanye saja kita tempelkan poster hemat air di lorong sekolah lalu sebarkan brosur di tempat cuci tangan"
"Oh kayak gitu, ide bagus juga itu berarti tempat cuci tangan yang di toilet dan kantin ya, kita menggambar bersama ya lalu kita izin ke pak guru untuk bisa ada akan kampanye hemat air"
Wah senang sekali ya melihat Mathias dan baik mereka sudah berhasil mengelola emosinya sehingga tetap fokus mencapai tujuan belajar
Mereka berdua berhasil mengendalikan diri mengembangkan rencana strategis untuk mencapai targetnya juga mempunyai inisiatif untuk bekerja secara mandiri dengan mengesampingkan beberapa kendala seperti perasaan kesal yang dirasakan. Mereka fokus pada tujuannya kemampuan mereka ini dinamakan kemampuan regulasi diri
Ibu dan bapak guru setiap harinya murid dihadapkan dengan tugas kegiatan dan materi pelajaran yang beragam. Sering kita menemui murid yang senang antusias semangat tertarik, Kecewa, marah, sedih atau takut saat menemui tantangan dalam belajar
Saat menemukan kondisi seperti ini kita dapat membantu murid untuk memfasilitasi perasaannya bahwa apapun emosi merasakan senang atau sedih itu merupakan bagian dari proses belajar dan perasaan selalu berganti-ganti
Setelah kita mau validasi identitas perasaannya kita dapat kembali memotivasi murid untuk kembali pada tujuan dan target belajarnya. Perasaan sedih atau senang harus selalu deregulasi agar tidak berlebihan dengan murid mengenal situasi juga memahami emosi merasakan murid akan lebih mudah menerima keadaan sehingga mereka menjadi pribadi yang lebih tangguh dan percaya diri
Seperti apa ya kompetensi lengkap dari murid yang mempunyai regulasi diri?
Untuk lebih jelasnya Mari kita lihat penerapan disetiap jenjang
"Wah Swasti buat apa?"
"Kupu-kupu tapi aku ndak suka karena daun satunya kecil"
"oh begitu kalau kamu gak suka Kenapa tetap dibuat kupu-kupunya"
"Karena aku mau buat kupu-kupu besok aku mau buat lagi tapi mau cari daun yang besarnya sama"
"ah kalau perlu bantuan Beritahu ibu ya. Selamat ya Swasti kamu sudah berhasil membuat kupu-kupu keren Swasti"
Untuk membantu murid PAUD mencapai kemampuan regulasi diri yang baik berikanlah ruang kepercayaan yang besar kita tidak perlu mendikte setiap geraknya sediakanlah alat dan bahan bermain yang aman kemudian biarkan murid mengeksplorasi
Mereka bisa kok untuk menetapkan strategi dalam permainannya dengan begini mereka Terlatih Untuk berinisiatif kerja Mandiri sesekali kita dapat memberikan pertanyaan pemantik terkait permainannya jika dibutuhkan kita boleh tawarkan bantuan tetapi apabila murid tidak mau maka biarkan mereka mencoba terakhir apresiasilah tindakannya dan berikan umpan balik agar mereka lebih percaya diri dalam pembelajaran selanjutnya
Mari kita bantu murid SD untuk menguatkan regulasi dirinya melalui pembuatan target dalam rentang waktu yang disepakati misalnya perhari perminggu atau rentang waktu lainnya.
Target ini dapat dibuat dalam bentuk diary atau jurnal poster. Untuk membantu murid dalam menentukan target belajarnya kita dapat menjelaskan dulu tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari, supaya murid mendapatkan gambaran besar dan dapat menimbang nimbang target apa yang ingin dicapai misalnya minggu ini aku ingin bisa menulis sebanyak dua paragraf atau Minggu depan aku ingin bisa disiplin membuang sampah di tong sampah.
Lakukan secara teratur dan evaluasilah secara berkala agar murid belajar mengidentifikasi faktor apa yang mempengaruhi pencapaian targetnya.
Guru dan teman boleh memberikan umpan balik sebagai masukan untuk menyusun dan menyesuaikan strategi selanjutnya
Salah satu cara untuk membantu murid mencapai elemen regulasi diri pada akhir fase D adalah pembuatan target kemajuan seperti yang dilakukan di jenjang SD, tetapi kali ini dalam bentuk jurnal pribadi.
Jurnal ini berisikan kolom-kolom yang lebih kompleks seperti target, rentang waktu, minat, kemampuan, tantangan, strategi, hasil evaluasi, dan strategi yang telah dimodifikasi. Jika sudah terbiasa murid dapat memonitor sendiri kemajuan belajarnya
"Pak saya ada kendala untuk menyelesaikan persentasi di minggu ini, saya harus jaga Ibu saya di rumah sakit bergantian dengan kakak. Apakah saya boleh mendapatkan perpanjangan waktu sampai Ibu saya sembuh Pak? jika tidak boleh Apakah saya boleh bertukar waktu presentasi dengan teman saya di minggu depan?"
Dari kasus diatas Daya mampu memprediksi konsekuensi emosi dan kendala yang sedang tapi Oleh sebab itu Daya sadar strateginya harus dimodifikasi agar tujuan belajarnya bisa tercapai, Bahkan ia memberikan alternatif strategi.
Apapun keputusan Pak Guru nanti daya sudah berhasil mengkritisi keefektifan dirinya dalam bekerja Mandiri yang perlu diperhatikan saat burung menghadapi keadaan seperti ini harap digali kembali alasan dan permintaan murid sehingga kita dapat memberikan respon yang tepat
Murid SMA diharapkan sudah dapat membuat perencanaan strategis terkait konteks pembelajaran sosial dan pekerjaannya. Untuk membantu itu salah satu caranya adalah dengan memberikan ruang eksplorasi yang luas terhadap pilihan jurusan dan ragam profesi di masa depan.
Untuk menguatkan berikanlah juga akses agar murid mengalami dan menghubungkan pengetahuan di sekolah dengan dunia nyata melalui kegiatan temu langsung dengan profesional terkait. Selain itu kita juga dapat memberikan tantangan agar mereka dapat mengeksplorasi minat dan kemampuan mereka secara mandiri Sebagai pertimbangan untuk memilih karir di masa depan.
Kita dapat memantau hasil eksplorasi mereka secara berkala misalnya setiap sekali dalam triwulan mereka dapat mengisi jurnal perkembangan diri seperti yang dilakukan pada jenjang SMP. Terakhir berikan bimbingan konseling untuk memfasilitasi murid menentukan tujuannya
Demikian Ibu dan bapak guru contoh penerapan berjenjang alur perkembangan dan capaian perkembangan murid di setiap fase
Kita dapat lihat secara lebih detail di naskah akademik ya ibu dan bapak guru kita sudah mempelajari rangkaian strategi disetiap jenjang untuk menguatkan elemen regulasi diri pada murid
Apapun strategi yang dilakukan selalu ingat untuk memberikan kepercayaan kepada murid untuk dapat menyelesaikan tugasnya berikan dorongan agar murid yakin dapat menyusun strategi kemajuannya sesuai dengan kemampuan dan minatnya
Semangat belajar ibu dan bapak guru hebat
Salam dan bahagia
Link Video Silahkan Klik Disini