Elemen Refleksi Pemikiran dan Proses Berpikir


Elemen Refleksi Pemikiran dan Proses Berpikir

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru 

Pada video kali ini kita akan membahas mengenai elemen terakhir dalam dimensi bernalar kritis yaitu elemen refleksi pemikiran dan proses berpikir 

Ibu-bapak guru jika elemen kedua adalah proses berpikir murid hingga mencapai sebuah keputusan atau kesimpulan maka elemen ketiga ini adalah sebuah refleksi dari pemikiran hingga mencapai kesimpulan tersebut

Bagaimana maksudnya? 

Mari kita simak Kisah Pak Nyoman salah seorang guru SMA yang mengikuti pembelajaran Mandiri topik Merdeka belajar

Setelah belajar Pak Nyoman kemudian merefleksikan pembelajaran dan interaksi sehari-hari dengan murid kemudian ia sadar bahwa apa yang dilakukan masih jauh dari prinsip filosofi Ki Hajar Dewantara. Pak Nyoman pun akhirnya memutuskan untuk mengubah praktik pembelajaran menjadi berpusat pada murid dan kontekstual 

Nah elemen ini adalah kemampuan merefleksikan proses berpikir yang Pak Nyoman lalui hingga mencapai keputusan tersebut 

Apa yang Pa Nyoma pikirkan hingga akhirnya memutuskan mengubah paradigmanya?

Pak Nyoman juga merefleksikan proses berpikirnya yang lama sebelum mengenal paradigma Merdeka belajar. Hal ini membuat ia menyadari keterbatasan daya pikir yang dimilikinya sehingga pada akhirnya Pak Nyoman sadar bahwa ternyata ia bisa mengembangkan kapasitas diri melalui proses refleksi memperbaiki strategi dan mencoba berbagai alternatif solusi. Pak Nyoman juga memiliki kemauan mengubah paradigma mengajarnya karena terbukti bertentangan dengan bukti yang ada 

Nah Ibu Bapak kira-kira seperti itulah gambaran yang diharapkan dari elemen ini pada sosok pelajar Indonesia 

Kemampuan ini tentu tidak mudah kita saja yang sudah dewasa kadang kesulitan merefleksikan pemikiran jika tidak terbiasa melakukannya, sehingga sama seperti semua elemen pada profil pelajar Pancasila, dibutuhkan pembiasaan yang konsisten pada murid dimulai dari jenjang PAUD sampai SMA 

Elemen refleksi pemikiran dan proses berpikir juga sangat berkaitan dengan pengembangan dimensi Mandiri

Pemahaman murid pada diri dan situasi yang dihadapi dapat mendukung refleksi proses berpikir. Regulasi diri akan mendukung perkembangan kapasitas diri dari hasil refleksi  

Lalu seperti apa alur perkembangan yang diharapkan dari elemen ini? seperti apa contoh pembelajarannya di kelas?  

Pada jenjang PAUD murid dibiasakan untuk menyampaikan apa yang dipikirkannya dengan singkat. Fase ini menjadi fondasi untuk memantik murid terbiasa merefleksikan pemikirannya sendiri misalnya saat murid berhasil menyusun menara yang kokoh dari balok, kita bisa memantik refleksi dengan bertanya

Apa yang dipikirkannya saat melihat menaranya roboh beberapa kali? kemudian apa yang ia lakukan agar berhasil membuat menara yang kokoh bimbing murid sampai bisa menyampaikan pemikirannya dengan sederhana 

Pada jenjang SD, apa yang disampaikan meningkat menjadi lebih terperinci dan disertai dengan alasan. Murid juga diharapkan menyadari kemungkinan bias dari pemikirannya. Kita ambil contoh kelanjutan pembelajaran di video sebelumnya Yaitu murid melakukan penelusuran mengenai kondisi anak yang harus bekerja sebagai pemulung di sekitar s

Setelah penelusuran misalnya murid yakin yang dibutuhkan anak-anak tersebut adalah teman untuk belajar bersama Ia juga mampu menyampaikan alasannya.

Namun setelah proses refleksi dan dibimbing oleh guru murid dapat menyadari bahwa ada kemungkinan masalah baru dari solusinya, karena bisa saja anak-anak tadi kehilangan waktu untuk memulung dan tidak bisa menghasilkan uang buat kebutuhan dasarnya. Kemampuan menyadari bias pikiran ini berkaitan erat dengan tumbuhnya rasa empati pada diri murid yang dikembangkan pada elemen akhlak pada sesama manusia 

Pada akhir jenjang SMP, murid diharapkan dapat menjelaskan asumsi yang digunakan dari suatu keputusan atau tindakan yang diambil

Misalnya asumsi yang digunakan saat menyimpulkan bahwa potensi sumberdaya di daerahnya adalah di hasil laut yang dapat menjadi bahan pangan. Selain itu murid juga diharapkan dapat menyadari kecenderungan dan konsekuensi bias pada pemikirannya misalnya 

Apa data atau fakta yang mendorongnya pada kesimpulan tersebut?

Apakah sumber informasi yang dicari sudah bervariasi dan terbuka untuk bidang yang lain?


Bisa saja murid berpendapat kearah pangan Karena itulah yang dilihat sehari-hari 

Namun jika mencari informasi yang lebih luas ia bisa menemukan informasi baru di luar pemikirannya misalnya inovasi dari rumput laut yang bisa digunakan sebagai pengganti plastik 

Di jenjang SMP, murid juga dibiasakan berusaha mempertimbangkan perspektif yang berbeda. Ia bisa dilatih dengan kegiatan dimana murid saling menyampaikan kesimpulan serta ia mereka gunakan. Murid akan melihat bahwa tidak semua temannya memiliki asumsi yang sama dengan dirinya dan hal ini membuat mereka memiliki kesimpulan yang juga bisa berbeda 

Pada akhir sedang SMA murid diharapkan sudah mampu Menjelaskan alasan untuk mendukung pemikirannya serta memikirkan pandangan yang mungkin berlawanan dan mengubah pemikirannya jika diperlukan.

Misalnya ketika murid menyimpulkan bahwa perubahan kurikulum disebabkan karena adanya kebutuhan menyesuaikan dengan perubahan zaman. Ia dapat menjelaskan alasan yang kuat untuk mendukung pemikirannya, tentunya disertai dengan data-data ilmiah.

Setelah merefleksikan pemikirannya murid pun dapat menyikapi perubahan yang akan dihadapinya pada kurikulum baru. Setelah murid mendengarkan pandangan serta kesimpulan teman-temannya yang lain pantik lah dengan pertanyaan yang bisa menggali pendapat mereka juga menggali pemikiran yang berbeda dari kesimpulan temannya.

Dalam pembelajaran penerapan sub-elemen ini dapat diterapkan pada seluruh mata pelajaran Project maupun ekstrakurikuler. Ini karena dalam setiap kegiatan dalam Ketiga program kurikulum tersebut terdapat proses berpikir 

Pada kegiatan Osis atau organisasi di ekstrakurikuler misalnya murid akan berhadapan dengan permasalahan Gagasan dan pembuatan rencana yang sangat berkaitan dengan dimensi bernalar kritis 

Pembina OSIS dan Pembina ekstrakurikuler perlu menjadi fasilitator yang berperan menguatkan dimensi ini pada murid misalnya pada kegiatan perencanaan program kerja atau evaluasi, ibu dan bapak guru ada kalimat bijak yang berbunyi semakin banyak ilmu yang dipelajari seseorang maka ia akan semakin merasa bahwa dirinya tidak tahu apa-apa 

Proses refleksi dalam sub-elemen ini membantu menyadari keterbatasan daya berpikir yang kita miliki juga menyadari bahwa masih ada ruang untuk kita berkembang menjadi lebih baik. Penguatan elemen ini membuat kita mampu berfikir secara adil dan terbuka serta mampu melihat sesuatu hal dari berbagai perspektif dan pada akhirnya kita memiliki kemauan untuk mengubah pandangan jika memang bertentangan dengan bukti yang ada

Saya gunakan kita artinya ini untuk saya ibu-bapak juga murid-murid, karena dimensi ini juga perlu dikuatkan pada diri kita sebagai guru agar bisa menjadi fasilitator untuk murid-murid kita 

Semua contoh pembelajaran yang diberikan pada keseluruhan modul ini dapat dikembangkan untuk menguatkan keseluruhan elemen dari dimensi bernalar kritis dan kreatif, jadi tidak ada satu contoh pembelajaran yang hanya berfokus kepada satu elemen saja 

Ibu bapak bisa belajar mengembangkannya dan mempraktikkannya dalam kelas 

Selamat berproses ibu-bapak guru hebat

Salam dan Bahagia

Link Video Silahkan Klik Disini