Elemen Menganalisis dan Mengevaluasi Penalaran



Elemen Menganalisis dan Mengevaluasi Penalaran

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru 

Pada video kali ini kita akan membahas elemen kedua dalam dimensi bernalar kritis yaitu elemen menganalisis dan mengevaluasi penalaran. 

Pada elemen pertama, kita membahas proses berpikir yang membekali pelajar Indonesia dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi dari berbagai sumber yang relevan dan akurat. 

Nah elemen kedua ini adalah :

  • Kemampuan dimana pelajar Indonesia bisa membuktikan penalarannya dengan berbagai argumen dalam mengambil suatu kesimpulan atau keputusan.

Ada orangtua yang pernah bercerita mengenai soal kuis matematika anaknya di kelas 2. 

Ia heran karena kuisnya hanya tiga soal dan menurutnya itu soal pembagian yang mudah. Namun uniknya selain menjawab hasil pembagian, anaknya diminta menjelaskan alasan dari jawabannya dan ternyata anaknya bisa menjawab hasil pembagian tapi tidak bisa memberikan alasan. 


Apa yang guru tersebut lakukan umumnya dikenal dengan istilah penalaran atau reasoning.

Sederhananya, penalaran adalah memberikan alasan yang logis dibalik suatu pernyataan atau kesimpulan.

Tanpa adanya penalaran, guru tadi mungkin kesulitan membedakan mana yang paham menghafal atau mungkin hanya tebakan beruntung.

Ia juga dapat melihat pada bagian mana murid mengalami kesulitan atau bahkan miskonsepsi. 

Bagaimana dengan ibu bapak? Pembelajaran seperti apa yang Ibu Bapak lakukan untuk mendorong murid memberikan penalarannya.

Ibu dan bapak, elemen menganalisis dan mengevaluasi penalaran adalah elemen yang menguatkan Bagaimana penalaran murid kita dalam mengambil keputusan atau tindakan dari suatu permasalahan 

Murid diharapkan dapat menggunakan nalarnya sesuai kaidah sains dan logika serta melakukan analisis serta evaluasi dari gagasan dan informasi yang didapatkannya sehingga mereka mampu menjelaskan alasan yang relevan dan akurat dibalik pengambilan keputusannya.

Kemampuan ini tentunya harus dibiasakan secara konsisten dalam setiap jenjang. 

Guru matematika dalam cerita saya tadi menggunakan cara sederhana dalam pembiasaan di kelas namun sangat efektif 

Lalu seperti apa alur perkembangan yang diharapkan dari elemen ini? seperti apa ya alur pembelajarannya di kelas? 

Pada jenjang PAUD, murid dilatih dan dibiasakan untuk menyebutkan alasan dari pilihan atau keputusannya, misalnya saat kegiatan bermain balok kita dapat meminta murid menyebutkan alasan dari susunan balok yang dibuatnya. 

Mengapa ini penting? 

Karena saat murid memberikan alasan dari sebuah pilihan disitulah letak proses berpikirnya. 

Tidak ada jawaban yang salah karena tujuannya adalah murid dapat mengekspresikan pemikirannya, jadi kita harus menciptakan suasana agar murid merasa nyaman untuk berbicara.

Jika menghadapi murid yang masih bingung, berikan pertanyaan tambahan yang bisa mendorong murid untuk berbicara. Cara ini bisa dilakukan untuk semua jenjang tinggal menyesuaikan bentuk pertanyaan dengan fase murid jangan sampai memaksa dan membuat mereka merasa tidak nyaman ya Ibu Bapak. 

Jika hari ini belum berhasil, masih ada hari esok dan kegiatan lainnya untuk mendorong murid menyampaikan alasannya.

Di akhir jenjang SD, murid diharapkan sudah mampu menjelaskan alasan yang relevan dan akurat dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan atau kesimpulan. 

Untuk membiasakannya, setiap guru mata pelajaran apapun bisa menerapkan penalaran seperti yang dilakukan guru matematika pada contoh di awal, baik pada kegiatan studi kasus praktikum Project observasi lingkungan dan lain-lain. 

Biasakan murid kita tidak hanya sekedar menjawab namun juga memberikan alasan dari jawabannya.

Agar anak bisa menjawab guru juga perlu kreatif dalam mengajukan pertanyaan hindari bentuk pertanyaan yang tertutup atau mengarahkan.

Pada jenjang ini murid juga sudah bisa dikenalkan pada data-data sederhana yang  serta fungsinya dalam pengambilan kesimpulan seperti data pengamatan langsung, informasi dari wawancara sumber yang terpercaya dan sebagainya. 

Contohnya murid melakukan studi kasus mengenai anak-anak yang tidak bisa bersekolah yang ada di lingkungannya 

Mereka melakukan pengamatan serta mewawancarai narasumber terkait kemudian mereka diajak memikirkan bantuan yang bisa mereka berikan kepada anak-anak tersebut 

Cara-cara yang tadi disampaikan juga bisa berlaku untuk jenjang SMP dan SMA dengan tingkat kesulitan yang disesuaikan 

Pada akhir jenjang SMP murid juga diharapkan mampu membuktikan penalaran dengan berbagai argumen dalam mengambil suatu kesimpulan atau keputusan. 

Pembuktiannya bisa melalui survei praktikum atau melalui penelusuran informasi yang akurat dan relevan bisa disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing 

Salah satu cara pembelajaran yang bisa diterapkan adalah mengajak murid membuat hipotesis yang didasari dari pengetahuan awal murid atau hasil penelusuran awal.

Misalnya pada pembelajaran IPS, murid diminta mencari tahu potensi sumber daya baik alam maupun potensi sosial di daerahnya yang bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. 

Murid diajak membuat hipotesis melakukan penelusuran sampai akhirnya mendapat kesimpulan yang disertai bukti dan argumen yang mendukung. 

Contoh pembelajaran lain yang juga bisa diterapkan adalah kegiatan debat.

Murid dibagi dalam kelompok pro dan kontra, kemudian diminta mengumpulkan data dan saling beradu argumen.

Nantinya cara seperti ini juga bisa berlaku untuk jenjang SD, SMP, dan SMA dengan tingkat kesulitan yang disesuaikan. 

Pada akhir jenjang SMA murid diharapkan mampu menganalisis mengevaluasi penalaran yang digunakannya Dalam menemukan dan mencari solusi serta mengambil keputusan

Misalnya pada pelajaran sosiologi, murid melakukan riset di sekolahnya untuk mencari tahu perubahan sosial akibat kecanduan gadget.

Dalam mengambil kesimpulan, murid diajak menganalisis data-data yang beragam, misalnya melalui survei di lingkungan sekolah, informasi medis, artikel, riset ilmiah dan lainnya. 

Murid juga diajarkan mengevaluasi terkait penggunaan data dan informasi yang dipakainya, misalnya Apakah survei sudah mewakili murid di setiap kelas dan kelompok-kelompok murid disekolah ini bisa dilatih dengan membuka ruang diskusi dan memberikan pertanyaan yang bisa memantik murid untuk berpikir, termasuk juga menguji kredibilitas sumber yang dipakai khususnya dari internet, seperti sumber dari Wikipedia, portal berita, sosial media, Blog pribadi, dan sebagainya. 

Dengan begitu murid dapat belajar menemukan solusi dengan dasar ilmiah 

Ibu dan bapak guru, pelajar yang bernalar kritis dapat mengambil keputusan menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika.

Contoh-contoh yang tadi disebutkan walaupun menggunakan mata pelajaran tertentu, membutuhkan keterampilan murid dalam disiplin ilmu yang lain. 

Mereka sadar untuk mengatasi berbagai permasalahan, dibutuhkan ilmu pengetahuan.

Murid pun tumbuh menjadi sosok yang menghargai ilmu. 

Sama halnya dengan ibu bapak yang sedang belajar menerapkannya di kelas, maka murid juga sedang belajar dengan cara yang baru.

Berilah mereka waktu untuk berfikir dan kesempatan untuk menyesuaikan diri. 

Bisa saja dalam kondisi tertentu kita perlu mundur ke alur perkembangan   di fase sebelumnya. Tidak apa, yang penting kita dan murid berjalan maju secara konsisten 

Selamat berproses ibu dan bapak guru hebat

Salam dan bahagia

Link Video Silahkan Klik Disini