Dimensi Bernalar Kritis


Dimensi Bernalar Kritis

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru 

Selamat datang di modul dimensi bernalar kritis 

Mari kita lihat harapan saat dimensi bernalar kritis telah mewujud dalam diri pelajar Pancasila, agar kita semakin bersemangat untuk memberikan stimulan terkait dengan dimensi ini dalam kegiatan belajar para murid di keseharian 

"Gimana pencarian kalian teman-teman"

"Banyak banget informasi di internet ada berita jurnal ilmiah juga blog, aku bingung" 

"Sebaiknya kita berunding dulu mau mengerjakan tugas Pak Totoh seperti apa, Siapa tokoh atau orang yang mau kita angkat sosoknya sebagai pahlawan di keseharian"

"Dari tadi Sebenarnya aku coba cari di internet pakai kata kunci "pahlawan" tapi itu terlalu umum dan pencarianku malah jadi nggak fokus, kamu gimana San?"

"Informasi di buku dan majalah lebih spesifik Tapi tampaknya kita perlu Pilih jenis majalah yang tepat buat jadi sumber informasi"

"Gimana kalau kita fokus ke buku dan majalah buat cari referensi pahlawan dan tokoh-tokoh tahun 90-an"

"Nah internet kita pakai buat cari informasi tentang tokoh setelah tahun itu sampai sekarang"

"Oke tak coba tambahkan beberapa kata kunci di internet deh dan jangan lupa ayo kita juga harus pakai laman situs terpercaya sebagai sumber referensi. Keterbukaan terhadap akses informasi membawa banyak keuntungan kami bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat, namun ini juga memunculkan tantangan dan masalah. Kami harus punya kemampuan literasi yang baik agar tepat memilah dan memutuskan informasi mana yang telah teruji kebenarannya dan layak menjadi sumber referensi"

"Meski internet telah mempermudah segalanya keterampilan memperoleh informasi dari berbagai sumber belajar seperti buku, majalah, dan koran, tetap perlu ditumbuhkan. Yang tadi dilakukan adalah upaya kami untuk memperoleh dan memproses informasi dan gagasan sebagai pelajar yang bernalar kritis kami mampu memilih dan memilah sumber belajar, termasuk menyaringkan menginformasikan kebenaran informasi yang didapatkan"

"Pas nyari informasi di internet aku sempat baca artikel, intinya si penulis kalau cerita sejarah itu sangat tergantung sudut pandang di era mana atau Siapa tokoh yang punya kepentingan saat sejarah itu dituliskan, kalian pernah ndak menemukan cerita sejarah tentang satu peristiwa tapi ditulis dari dua sudut pandang yang beda"

"Sebagai pecinta sejarah aku pernah baca beberapa versi tentang peristiwa Persiapan Kemerdekaan. Jadi aku sepakat sama si penulis tadi"

"Terus kalau gitu versi mana yang bisa kita percayai"

"Tergantung tujuannya kita bisa saja menggunakan beberapa versi sekaligus kalau tujuannya untuk menganalisis dan membandingkan"

"Tapi beta jadi bingung ih beta jadi tidak yakin sama cerita sejarah yang selama ini beta pelajari di kelas"

"Meragukan dan mempertanyakan itu boleh-boleh aja tapi yo piye menyebarkan info tanpa argumen atau cari tahu lebih lanjut supaya tidak penasaran lagi"

"Betul banget, ragu itu kan bagian dari rasa ingin tahu yang kalau kita gali terus bisa membawa kita ke wawasan yang lebih luas, asal kita mau baca dan menggali lebih dalam. Pelajar bernalar kritis adalah pelajar yang berilmu yaitu cinta pada ilmu pengetahuan dan memperkuat pengetahuan dan kemampuannya di berbagai disiplin ilmu. Pada akhirnya ia akan menjadi sosok pembelajar sepanjang Hayat dan menghargai ilmu pengetahuan"


"Dari hasil riset yang dilakukan kelompok kami menyimpulkan bahwa title pahlawan tidak eksklusif untuk mereka yang diberi penghargaan, di keseharian ada banyak orang yang dapat disebut pahlawan. Jasa yang mereka berikan mungkin belum luas dampaknya tapi mulai ada perubahan di tempat mereka berkarya. Anak muda yang fokus mengajak warga untuk melakukan pemilahan sampah bisa disebut pahlawan lingkungan, ibu-ibu yang membuat rumah baca atau perpustakaan di rumah bisa juga disebut pahlawan literasi, bapak-bapak yang mengajak warga di RT nya memanfaatkan sumber energi terbarukan juga bisa disebut pahlawan energi"

"Demikian presentasi kelompok kami tentang Sosok Pahlawan di keseharian silahkan bila ada yang ingin bertanya"

"Bagaimana bila di suatu kawasan pertambangan ada perusahaan yang memanfaatkan kegiatan sosial untuk kepentingan perusahaan Bagaimana kalian memakai untuk pahlawan tadi tidak memiliki tujuan khusus dalam gerakan sosialnya"

"Wah pendapat yang sangat kritis Daya, bagus, silahkan dijawab oleh kelompok Sando"

"Terima kasih Pak Sosok Pahlawan yang tadi kami ceritakan punya benang merah yaitu melakukan aktivitas sosialnya selama lebih dari 2 tahun tapi saya juga setuju dengan daya sangat mungkin sebuah gerakan sosial diawali Karena tujuan khusus seperti kepentingan perusahaan"

"Kalau gitu dalam memberikan titel pahlawan pada seseorang selain melihat dampaknya kita juga perlu melihat latar belakang gerakannya. Terima kasih daya kami akan menambahkan hasil diskusi dalam kesimpulan kami"

"Pelajar Indonesia Tak hanya pandai mengumpulkan dan menganalisis informasi kita juga perlu cakap dalam menyampaikan hasil olah pikir kepada orang lain. Selain itu perlu juga sikap dan pikiran yang terbuka atas masukan dan evaluasi dari orang lain. Selama pendapat masukan dan saran yang diberikan terbukti benar dan memiliki dasar yang kuat"

Wah seru sekali melihat bagaimana ketiga tokoh mengeksekusi tantangan tugas dari Pak Totoh tentang pahlawan dalam eksekusinya mereka menggunakan ketiga elemen dalam dimensi bernalar kritis 

Ibu dan bapak guru, pelajar Indonesia membutuhkan kemampuan bernalar kritis untuk mendukung pemunculan dan pengembangan potensi terbaiknya di bidang apapun.

Kemampuan kognitif sekarang perlu diperlakukan lebih dari sekedar mengingat dan menghafal teori-teori semata. Lebih dari itu Indonesia yang bernalar kritis akan mampu memproses berbagai jenis informasi secara objektif, kemudian dibangun keterkaitannya, dianalisis dievaluasi, hingga memunculkan satu simpulan baru yang memiliki dasar argumentasi kuat. Hasil pemikirannya tersebut kemudian dapat disampaikan dengan baik sistematis dan dapat dipahami 

Mereka juga mampu mempertimbangkan saran juga pengetahuan baru dari orang lain, Oleh karena itu kemampuan literasi dan numerasi menjadi penting bukan hanya kemampuan membaca tapi juga memahami menerjemahkan bahkan mengevaluasi informasi yang didapat 

Ibu dan bapak guru, mari bayangkan pelajar kita dengan nalar kritisnya maka Indonesia akan memiliki generasi yang cerdas memilih memilah dan memanfaatkan informasi tidak hanya sekedar menerima tapi juga mengevaluasi informasi sebelum menyiarkannya kembali 

Pada materi-materi Selanjutnya Ibu dan Bapak akan mengenal lebih lanjut tentang setiap elemen dari dimensi bernalar kritis serta contoh pembelajarannya di kelas 

Selamat belajar ibu dan bapak guru hebat 

Salam dan bahagia

Link Video Silahkan Klik Disini