Salam dan bahagia ibu dan bapak guru
Selamat datang kembali di modul dimensi bergotong-royong.
Kita sudah mempelajari dua elemen dari dimensi bergotong-royong yaitu elemen kolaborasi dan kepedulian pada materi sebelumnya.
Ada satu lagi elemen kunci terakhir dari dimensi ini yang akan kita pelajari sekarang yaitu elemen berbagi
Lalu bagaimana ya elemen berbagi ini dimasukkan ke dalam pembelajaran?
"eh dapat pesan apa nih di Whats App Group, ah sekilas sepertinya bermanfaat buat WhatsApp Group sekolah aku bagi saja ke mereka"
"Itu seriusan ya Sando"
"Sando, kamu sudah cek informasi ini? Barusan aku cek informasi ini hoax"
"Kalau mau berbagi informasi tolong cek dulu ya teman-teman agar kita tidak membagikan informasi yang salah kepada orang lain"
Ibu dan bapak guru adegan Sando yang membagikan pesan ke grup chat di atas apakah merupakan contoh perilaku berbagi?
Ya Sando menunjukkan perilaku berbagai
Pertanyaan selanjutnya Apakah Sando berbagi dalam kontek bergotong-royong?
Belum tentu, Sando mendapatkan informasi yang sumbernya belum jelas Ia hanya sekilas membacanya tanpa verifikasi dan memvalidasi terlebih dahulu dan ternyata apa yang dibagikan adalah hoax atau berita palsu
Ibu dan bapak guru elemen berbagi merupakan kemampuan yang dimiliki murid untuk Memberikan dan menerima segala sesuatu yang penting bagi dirinya dan orang-orang disekitarnya, serta bersedia menjalani kehidupan bersama dengan mengedepankan penggunaan sumberdaya atau fasilitas umum yang ada di masyarakat dengan baik dan sehat.
Dari penjelasan tersebut kita dapat menemukan intisarinya yaitu tujuan bersama, menjalani kehidupan bersama dengan baik dan sehat dan mengedepankan kepentingan bersama sehingga jelas bahwa dalam konteks bergotong-royong tujuan bersama-sama lah yang menjadi ciri khas dari setiap elemennya
Ibu dan bapak guru berikut alur perkembangan elemen berbagi dimulai dari jenjang pondasi PAUD sampai dengan jenjang SMA atau SMK
Pada jenjang PAUD, murid mulai dilatih membiasakan diri untuk berbagi ke orang sekitarnya
Pada jenjang SD, murid dibiasakan dapat memberi dan menerima hal yang dianggap penting dari atau kepada orang-orang yang ada disekitarnya. Masyarakat luas baik yang dikenal maupun tidak dikenal
Pada jenjang SMP, murid didorong untuk berupaya memberikan sesuatu yang dianggap berharga dan penting kepada masyarakat sekitar tempat tinggal yang membutuhkan bantuan
Ibu dan bapak guru pembelajaran yang memuat elemen berbagi dalam konteks bergotong-royong dapat dilakukan dalam pembelajaran apapun di kelas maupun ekstrakurikuler.
Misalnya pada pembelajaran di PAUD guru mengajak murid membuat prakarya bersama teman sebangkunya dengan menggunakan alat dan bahan yang tersedia di kelas secara terbatas. Tujuan bersamanya yaitu menjaga fasilitas bersama alat dan bahan di kelas, jadi selain berbagi peran untuk tujuan prakarya anak juga dilatih untuk bergantian menggunakan alat dan bahan tersebut
Contoh lainnya adalah pada pembelajaran ekstrakurikuler. Misal pada jenjang SD murid akan mengikuti kejuaraan antar sekolah secara berkelompok. Elemen berbagi dapat dikembangkan mulai dari proses persiapan dan latihan.
Misalnya dengan berbagi peran rasa percaya dengan timnya dan bagaimana tidak egois untuk bermain individu tetapi bermain secara tim atau kolektif
Pada saat pertandingan murid dilatih berbagi dengan sportivitas pada tim lawan dan menerima hasil akhir yang diputuskan juri
Untuk pembelajaran di jenjang SMP, Lakukan identifikasi terlebih dahulu mengenai hal yang dianggap penting dan berharga bagi murid di kelas kemudian buatlah pembelajaran dari hasil identifikasi tersebut.
Misal guru mengidentifikasi bahwa mayoritas murid di kelasnya sepakat bahwa waktu bermain dengan teman saat jam pulang sekolah adalah hal yang berharga bagi mereka, lalu guru membuat kegiatan pengabdian masyarakat sekitar yang dilakukan saat jam pulang sekolah. Kegiatannya bisa beraneka ragam tergantung kebutuhan masyarakat disekitar
Pada pembelajaran di SMA dan SMK, ajaklah murid mengamati lingkungan sekitarnya untuk memetakan masalah dan kebutuhan yang ada. Setelahnya Arahkan murid dalam proses diskusi untuk menentukan apa yang bisa mereka bagi atau lakukan dari hasil pengamatannya. Misalnya dalam pelajaran biologi Setelah mempelajari gizi guru mengajak murid mengidentifikasi permasalahan di masyarakat terkait dengan gizi. Hasilnya murid mendapatkan informasi bahwa produk makanan kemasan dapat berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan.
Kemudian guru mengarahkan murid untuk merencanakan apa yang bisa mereka bagikan kepada masyarakat terkait hal tersebut
Lalu murid memutuskan akan berbagi ilmu mengenai cara membaca informasi nilai gizi pada produk makanan kemasan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kadar gula dalam produk kemasan
Hal yang sama bisa dilakukan pada mata pelajaran lain misal:
- topik devisa negara di mata pelajaran Ekonomi
- topik energi di mata pelajaran Fisika,
- topik kebhinekaan di mata pelajaran PPKN dan lain sebagainya
Ibu dan bapak guru tentu masih banyak strategi-strategi pembelajaran lain untuk memasukkan elemen berbagi dalam konteks gotong-royong
Elemen berbagi melengkapi elemen kolaborasi dan kepedulian pada dimensi gotong-royong sehingga pelajar Indonesia mampu memberikan menerima hal-hal yang bermakna bagi diri dan lingkungannya.
Menjalani kehidupan bersama dengan menjunjung tinggi kepentingan umum termasuk berbagi informasi dan ilmu, namun hal ini juga perlu dikuatkan dengan dimensi bernalar kritis agar ilmu yang dibagikan relevan dan sesuai dengan fakta
Apakah kita siap untuk memfasilitasinya ibu dan bapak guru?
Mali kita upayakan bersama
Salam dan bahagia ibu dan bapak guru hebat
Link Video Silahkan Klik Disini