Peran Fasilitator Pembelajaran di Tingkat SMP

Peran Fasilitator Pembelajaran di Tingkat SMP

Vera: "Hai Nia, lagi makan apa nih? Tumben banget pagi-pagi udah datang."

Nia: "Iya nih, tadi Mamaku harus antar kakakku, jadi datang lebih pagi"

Vera: "Oh iya aku mau cerita deh, tadi pagi pas perjalanan menuju sekolah, di dekat pasar aku lihat banyak banget kucing. Sepertinya mereka kelihatan kelaparan beberapa kucing ada yang terlihat luka,  ada yang matanya buta sebelah, dan ada yang jalannya pincang, bahkan tadi ada pengemudi motor yang menendang salah satu kucing di sana, sepertinya sih Bapak itu merasa terganggu oleh suara dan kelakuan kucing yang meminta makan."

Nia: "Aduh kasihan sekali terus kucingnya bagaimana?"

Vera: "Tadi sih aku sempat membagi sedikit bekal sarapan aku ke beberapa kucing di sana, Memang mereka betul-betul kelihatan kelaparan sih sampai-sampai tadi tuh ada yang berantem ribut makanan aku. Aku ngerasa nggak tega sama kucing-kucing yang di sana, Jadi aku ........"

Vera: "Jadi kamu apa, Vera?"

Nia: "Jadi aku membawa beberapa kucing yang di sana kamu mau nggak bantu aku merawatnya?"

Nia: "Hah Ada di mana sekarang kucing-kucing itu Vera? ada berapa kucing yang kamu bawa?."

Vera: "Ada dua diransel aku, dua lagi aku titip di bu kantin.

Nia: "Lalu Apa rencana kamu dengan kucing-kucing ini Vera?"

Vera: "Yang pasti sih akan aku kasih makan, Cuman kalau misalnya ibu memang tidak mengijinkan aku ngerawatnya ,mungkin aku balikin ke pasar. Nggak tega sih sebenarnya. Tindakan aku buat nolong kucing-kucing ini sudah betul belum ya?. Aku jadi ingat topik keadilan yang kemarin kita bahas di kelas Pak Romli."

Pak Romli: "Hai siapa kalian? Kucing siapa Ini?"

Nia: "Selamat pagi Pak Romli"

Pak Romli: "Selamat pagi"

Nia: "Kami jadi teringat diskusi kemarin tentang keadilan dan Vera mengambil kucing-kucing dari pasar karena merasa kucing-kucing ini diperlakukan dengan tidak adil, Betul Ver?"

Vera" "Iya Pak, betul."

Pak Ramli: "Oh, Topik kemarin, Coba ceritakan Maksudnya bagaimana?"

Vera: "Awalnya Saya kasihan, jadi saya membawa kucing-kucing ini dari pasar, tetapi sekarang Saya bingung harus bagaimana dengan kucing-kucing ini."

"Guru menunjukkan kalau dia memperhatikan peserta didik dengan cara menganggukkan kepala. Ini merupakan bagian dari mendengarkan dengan RASA tahapan apresiasi"

Pak Romli: "Oh kamu mengambil kucing-kucing ini karena kasihan. Apa yang ingin kamu lakukan terhadap kucing-kucing ini Vera?"


"Guru menangkap tujuan percakapan adalah untuk refleksi"

Vera: "Saya bingung juga sih pak, Sebenarnya apa yang bisa saya lakuin untuk menolong mereka. Menurut Bapak Apakah tindakan saya sudah benar dengan mengambil mereka dari pasar?"

Pak Romli: "Oh kamu bertanya bagaimana tindakan kamu mengambil kucing-kucing ini dari pasar adalah hal yang benar begitu ya?"

"Guru mengulang kata kunci yang diucapkan oleh peserta didik sebelum bertanya untuk menggali. Ini merupakan bagian dari mendengarkan dengan RASA tahapan summarize."

Vera: "Iya Pak, saya jadi ragu keputusan saya untuk membawa 4 anak kucing ini sudah betul belum ya?"

Pak Romli: "Apa yang kamu rasakan setelah membawa anak-anak kucing ini dari pasar?"

Vera: "Awalnya sih kasihan karena saya lihat mereka juga nggak sehat, apalagi tadi mereka ditendang sama salah seorang pengunjung pasar, jadi setelah saya membawa Mereka perasaannya senang bisa menyelamatkannya."

Pak Romli: "Oh awalnya karena kasian lalu muncul rasa senang terhadap kucing-kucing yang kamu bawa dari pasar itu 

Vera: "Iya betul Pak Rasanya senang kamu senang."

Pak Romli: "Tapi kok Bapak menangkap Sepertinya kamu bingung apa betul?"

"Guru menangkap adanya emosi yang timbul dari peserta didik dan kemudian mengkonfirmasinya. ini merupakan bagian dari salah satu paradigma berpikir coaching yaitu memiliki kesadaran diri yang kuat"

Vera: "Nah itu dia Pak awalnya saya senang tapi sekarang ini saya bingung?"

Pak Romli: "Apa yang membuat kamu bingung?"

Vera: "Saya bingung Apakah tindakan saya sudah benar, karena sampai sekarang saja saya tidak tahu harus bagaimana dengan kucing-kucing ini"

"Guru TIDAK berfokus pada masalah peserta didik dan mendorong peserta didik untuk berani Mencoba ini merupakan bagian dari paradigma berfikir coaching yang fokus pada peserta didik dan melihat peluang baru dan masa depan"

Pak Romli: "Kamu bingung setelah membawa tempat kucing itu? kamu sendiri bagaimana?"

Vera: "Pengennya sih mereka punya tempat tinggal, terus bisa makanan yang cukup. Ya Nggak ditendang-tendang lagi lah kayak tadi. Saya jadi ingat tentang topik yang main kita bahas itu loh Pak di kelas tentang kalau kucing juga bisa dapat keadilan."

Pak Romli: "Menarik sekali kamu mengaitkan perilaku dengan topik kemarin, terus apa yang kamu bisa lakukan untuk membuat kucing-kucing ini Adil, makan cukup, punya tempat tinggal, dan tidak ada yang menyakiti lagi."

"Guru mengajak peserta didik untuk membuat perencanaan dan rencana aksi."

Vera: "Diadopsi sih Pak setidaknya ada yang merawat mereka dan tidak membiarkan mereka untuk hidup gak jelas gitu dia jalanlah Pak."

Pak Romli: "Terus apa yang kamu lakukan untuk bisa mengadopsi kucing tersebut?"

Vera: "hmmm Saya bisa minta izin ibu untuk setidaknya mau merawat satu saja salah satu dari kucing yang akan saya bawa ini terus nanti akan saya Tawarkan ke teman-teman yang mau mengadopsi mereka di rumahnya."

Pak Romli: "Oh sudah ada pilihan-pilihan untuk membuat kehidupan kucing itu lebih adil, ada lagi nggak?"

Vera: "Apa lagi ya, kayaknya itu dulu aja sih Pak yang bisa saya coba."

Pak Romli: "Dari kedua hal tersebut manakah yang bisa kamu lakukan saat ini?"

Vera: "Habis ini saya akan langsung Tawarkan ke teman-teman dan ibu kantin yang mau mengadopsi mereka, lalu nanti apabila Masih ada sisa mungkin akan saya bawa pulang rumah dan saya akan mencoba rayu ibu sih buat ngizinin merawat salah satu dari kucing yang akan saya bawa ini."

Pak Romli: "Wah luar biasa Baiklah kalau begitu nah sekarang pembelajaran apa yang kamu dapatkan dan tindakan kamu menyelamatkan kucing-kucing dari pasar?"

Vera: "Iya Pak saya jadi belajar kalau kita mau menolong itu tidak boleh ragu karena pasti nanti akan ada jalan keluarnya betul nggak Pak?" 

Pak Romli: "Apa yang kamu lakukan kedepannya agar lebih baik Agar Jangan pernah ragu menolong menghilangkan keraguan itu menghilangkan keraguan artinya tidak terlalu banyak berpikir untuk menolong. Kalau kata anak sekarang sih jangan banyak overthinking.

"Guru menutup percakapan dengan kesimpulan yang dinyatakan oleh peserta didik sebagai salah satu prinsip coaching "memaksimalkan potensi."

Pak Romli: "Baiklah karena bel sudah berbunyi sekarang Coba ceritakan apa yang kamu dapatkan dari percakapan ini"

Vera: "Terima kasih banyak melakukan hal yang benar dengan kucing-kucing ini tetapi saya juga tidak bisa memaksa mereka untuk terus hidup dekat-dekat dengan saya. Oh ya nih ya kamu mau kan bantu aku mengadopsi salah satu kucing ini?"

Nia: "Iya nanti aku bantu tanya-tanya ya tapi aku nggak mungkin bawa ke rumah adikku, adikku alergi  kucing ver."

Pak Romli: "Bbaik luar biasa nih Vera, semoga kunci-kucing ini segera mendapatkan rumah barunya ya."

Link Video Silahkan Klik Disini

Link