Perkembangan Kognitif Fase D (12-15 Tahun)
Apa yang khas dari aspek perkembangan kognitif peserta didik usia 12 hingga 15 tahun?
Ingin menyuarakan opini terhadap berbagai hal dan mulai mempertanyakan aturan. Hal ini dikarenakan kemampuan berpikir kritis di usia ini mulai berkembang, meskipun belum matang, oleh karenanya wajar ya Ibu Bapak apabila remaja di usia ini masih mengalami tantangan dalam penalaran, kontrol diri, dan perencanaan
Di dalam kelas ibu bapak pasti juga merasakannya kan?
Agar lebih baik memahami perkembangan kognitif di Fase ini, Mari kita lihat ciri-cirinya
Bagaimana ciri-ciri perkembangan kognitif peserta didik di Fase ini pada usia 12 hingga 15 tahun?
- Peserta didik Mampu menunjukkan mau mencoba dan mempelajari kegiatan baru terutama untuk hal-hal yang sedang trend.
- Menggunakan teknologi untuk berbagai kegiatan, termasuk dalam belajar mengerjakan tugas, atau PR, berkomunikasi, dan hiburan. Sudah resmi menjadi penduduk dunia digital tertarik dengan isu-isu sosial yang terjadi di sekitarnya
- Ada pula yang tertarik untuk menjadi relawan atau melakukan advokasi terhadap isu tersebut
- Menjadi lebih idealis terutama terhadap hal-hal yang dianggap penuh dengan ketidakadilan
- Proses berpikir mulai berdasarkan teori dan rasional sehingga memiliki opini yang kuat
- Juga dipengaruhi oleh referensi informasi yang semakin luas
- Belajar menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang sehingga tidak jarang berbeda pendapat dengan pendidik atau orang tua dan seringkali berseberangan dengan kita
- Di usia 14 hingga 15 tahun remaja mulai memikirkan tentang masa depannya seperti cita-citanya oleh karenanya wajar apabila peserta didik di usia ini ingin mengeksplorasi dan mempelajari hal-hal di luar pelajaran sekolah
- Mereka juga Mulai paham bahwa capaian hasil belajar mempengaruhi masa depan, termasuk dalam pemilihan sekolah, dan kelak karirnya.
Wah ini jadi kesempatan yang baik untuk ibu bapak pendidik berbagi cerita tentang cita-cita dan kenapa memilih karir di dunia pendidikan. Mungkin nantinya ada juga yang ingin mengikuti jejak ibu dan bapak menjadi pendidik
Apa saja tantangan perkembangan kognitif di Fase ini Mari kita lihat dari cerita berikut ini:
Seorang peserta didik dapat tugas untuk membacakan sesuatu di depan kelas, tidak langsung berdiri dari tempat duduknya Tapi mengulur waktu dengan mencari bahan yang harus dibawa. Kemudian sudah setengah jalan ada lagi yang tertinggal dan diambil tidak hanya satu atau dua kali apa yang terjadi
Hal ini terjadi karena adanya self conscious atau kesadaran diri tinggi dan cenderung meyakini bahwa dirinya adalah pusat perhatian adalah satu tantangan di Fase ini misalnya kalau berjerawat maka semua orang akan memperhatikan jerawatnya, dan kalau sedang berjalan di tengah keramaian maka semua orang akan memperhatikan dirinya walaupun berjalannya beramai-ramai
Peserta didik memang seringkali menjadi lebih peka saat sesuatu yang berkaitan dengan dirinya dikomentari. Itu dia kenapa jadi seperti berhati-hati sekali untuk hal sesederhana seperti maju ke depan kelas menyikapi perilaku ini dengan tenang dan rileks adalah kunci bagi kita sebagai pendidik hindari terpancing dan malah Memberikan komentar negatif, yang membuat peserta didik berpersepsi buruk atas dirinya
Kita simak juga cerita berikutnya
Saya kadang bingung dengan para remaja, di satu waktu terlihat sangat percaya diri dan terbukti bisa bertanggung jawab, misalnya saat sedang diskusi tentang pertandingan olahraga dalam waktu dekat yang akan diikuti oleh sekolah kami, tapi esoknya saat bahas tentang bagaimana melindungi diri dari adiksi game online, mereka punya pendapat yang berbeda dan menunjukkan ketidaksetujuan padahal sama-sama tentang tanggung jawab.
Perkembangan otak yang belum sempurna terutama yang berkaitan dengan kemampuan eksekutifnya membuat peserta didik masih belajar memecahkan masalah dan mengambil keputusan, misalnya bisa mengerjakan PR dengan baik tetapi masih bingung memutuskan Apakah mengikuti ajakan teman untuk pulang malam, mencoba rokok atau tidak, maka kita tidak dapat sepenuhnya percaya pada peserta didik, tapi juga hindari mencurigai mereka secara berlebihan.
Bantu mereka mengambil keputusan yang baik untuk diri mereka sendiri. Yang terpenting adalah jelaskan kenapanya lewat cara-cara yang asik dan bisa diterima oleh mereka bukan ceramah atau nasihat
Untuk mengantisipasi dan mengatasi tantangan perkembangan kognitif peserta didik usia 12 sampai 15 tahun kita dapat memberikan dukungan yang tepat apa saja itu
1 Menggunakan internet sebagai sumber dan alat belajar sambil mengajarkan keamanan berdigital Jangan lupa Jelaskan kenapa ini penting juga berikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat mengenai hal ini agar keamanan bergigital tidak menjadi sesuatu yang dianggap semata kekhawatiran Guru dan Orang Tua
2 Mengkomunikasikan kemajuan dan tantangan yang dialami peserta didik di sekolah kepada orang tua. Orang tua remaja tidak sedikit yang menganggap anaknya sudah besar dan bisa melakukan semuanya sendiri sehingga merasa tidak perlu lagi mengikuti perkembangan anak secara intensif seperti di jenjang sebelumnya hal ini tidak tepat justru awal masa remaja ini orang orang tua perlu hadir mendampingi masa yang sesungguhnya sangat menantang bagi anak sepakati dengan wali murid apa yang bisa dikerjasamakan antara guru dan orang tua saat tugas anak terabaikan atau kehadiran di kelas menurun guru tidak bisa mengatasinya sendirian dan wali murid butuh keterbukaan guru untuk mengatasi masalah ini
3 Memberi peserta didik kesempatan untuk mengeksplorasi minatnya. Di jenjang ini ada banyak kesempatan bagi murid untuk mengikuti beragam festival atau pertandingan yang diadakan di dalam sekolah maupun antar sekolah. Jika kegiatan semacam ini belum ada di sekolah ibu bapak diskusikan dengan pendidik lainnya Kegiatan apa yang bisa diaktivasi. Tujuannya adalah agar peserta didik Fase ini dapat kesempatan untuk unjuk minat dan bakatnya. Diskusi dua arah bukan saja akan membantu perkembangan kognitif peserta didik tapi juga menguatkan generasi kita dengan mereka harapannya mereka juga semakin percaya pada pendidiknya, sehingga lebih terbuka saat membahas isu-isu sensitif ibu bapak pasti bisa
Nah untuk besok di kelas apa yang mau langsung dipraktikkan