Penyesuaian Pembelajaran - Strategi Mengembangkan Kecakapan Berpikir di SMP/SMA


Penyesuaian Pembelajaran - Strategi Mengembangkan Kecakapan Berpikir di SMP/SMA

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru 

Selamat datang kembali di modul penguatan literasi.

Kali ini kita akan mengulas materi strategi mengembangkan kecakapan berpikir murid SMP atau SMA.

Tujuannya agar kita dapat merancang pembelajaran yang dapat mengembangkan kecakapan berpikir murid melalui membaca.

"Aku bingung nih tugas dari Bu Santi diminta bikin sinopsis film pendek Minggu lalu kamu sudah Jhony"

"Aku sudah, seru banget ya ceritanya aku menikmati sekali. Ada teks berjalannya juga kan, jadi aku baca itu untuk melengkapi menikmati videonya."

"Kenapa ya aku susah banget kalau habis membaca buku atau teks, aku sering lupa apa yang ku baca, Kaya nggak tahu dan nggak paham isinya apaan, hanya membaca setelah itu lewat aja begitu."

"Aku kadang begitu juga kok Ci, kalau aku ingat dulu saat masih SMP tiap Habis baca teks yang diminta guru-guru pasti disuruh menjawab soal-soal setelah bacaan, ya tujuanku membaca hanya untuk menjawab soal itu. kalau soalnya terbuka dan ditanya pesan dari bacaan Aku suka nge blank juga"

Obrolan antara suci dan Jhony tadi Mungkin mirip atau pernah dialami oleh murid kita kemampuan membaca memang diperlukan Tetapi apakah cukup dengan membaca?

Sementara itu laporan PISA tahun 2018 Menunjukkan rata-rata kemampuan membaca murid Indonesia usia 15 tahun menurun dan mencapai angka terendah, sama dengan angka edisi PISA 18 tahun sebelumnya,  lantas bagaimana agar murid-murid tidak hanya membaca tetapi mampu mengembangkan kecakapan berpikirnya 

Tingkatan kecakapan berpikir yang diujikan dalam asesmen kompetensi minimum atau AKM untuk murid SMP atau SMA pada prinsipnya sama dengan jenjang SD yaitu menggunakan tiga tingkatan kecakapan berpikir AKM








Yang membedakan adalah kedalaman dan kompleksitas teks yang diberikan, tentu saja dengan strategi yang tepat dan sesuai kebutuhan dan karakteristiknya.

Murid SMP atau SMA dianjurkan membaca teks fiksi dan nonfiksi dengan perbandingan 30 berbanding 70. Dengan komposisi tersebut menurut Linda hoyt akan dapat melatih murid untuk menemukan pemahamannya, bukan hanya menemukan pemahaman tetapi juga mengembangkan kecakapan berpikir 

Kecakapan berpikir inilah yang diukur dalam asesmen kompetensi minimum atau AKM, melalui literasi membaca dan literasi matematika dalam prosesnya tidak hanya inti pada kecakapan literasi membaca dan literasi matematika saja apalagi pada jenjang SMP atau SMA, sebaiknya sudah diperkenalkan juga teks bacaan dalam berbagai materi dan disiplin ilmu sehingga meningkatkan literasi digital, literasi sains, literasi sosial budaya, serta literasi finansial. Maka diperlukan strategi-strategi yang dapat membantu murid melatih cara bernalar nya melalui penguatan literasi 

Seperti apa strateginya, Yuk kita lihat contoh berikut ini:

Sekarang kita tentukan terlebih dahulu tujuannya pada level berapa kecakapan berpikir murid


Kemudian ibu dan bapak guru memilih strategi VIP atau "Very Important Poin" atau TPP, "Tandai Poin Penting" dalam proses pembelajaran 


Ibu guru Rita meminta muridnya kelas 9 untuk membuat penanda yang akan digunakan pada strategi TPP atau VIP ini. 

Murid diberikan waktu yang cukup untuk fokus membaca dan menikmatinya. Sebelumnya Ibu Rita menyampaikan penanda yang kalian buat, kalian gunakan untuk menandai hal-hal atau poin penting dari teks yang kalian baca.

Lalu setelah menandainya ceritakan Mengapa kalian menandainya dalam kelompok kecil. Di dalam kelompok mereka memulai Menjelaskan alasan menandai bagian atau poin penting dari teks masing-masing.

Diantara teman kelompoknya juga dapat bertanya dan berdiskusi dari penjelasannya. Setelah aktivitas kelompok berakhir masing-masing murid dapat menuliskan kembali poin penting yang ditandainya kemudian dijadikan dasar untuk merangkum diskusi kelompok dan  poin penting yang ditandai.

Tidak hanya merangkum murid pun dapat menganalisa Apakah pendapat dari teman-temannya berkaitan dengan poin yang ditandai, lalu murid juga dapat menilai atau mengevaluasi Apakah poin penting dan hasil diskusi yang dirangkum sudah tepat.

Strategi lain yang dapat digunakan yaitu dengan pendekatan Project. Misalnya Project dengan tema sampah. Guru menentukan tujuan atau pada level apa kecakapan berpikir murid yang dituju melalui Project 

Guru berdiskusi tentang tema Project bersama murid sekaligus menjelaskan tujuan Project berbasis masalah dan potensi yang ada disekitar lingkungan mereka tinggal sesuai tema Project secara mandiri atau berkelompok 

Guru menugaskan murid untuk mencari teks tentang masalah dan potensi yang ada disekitarnya terkait tema dari teks atau sumber bacaan yang didapatkan murid mengkombinasikan kan poin-poin penting dari teks atau sumber bacaan dengan hasil pengamatan lingkungan dengan dibimbing guru 

Kemudian murid menjelaskan dan memprediksi dari temuan-temuannya misalnya dampak sampah bagi kesehatan keuntungan memilah dan mengolah sampah 

Selanjutnya dengan dibimbing guru murid membuat Kriteria kriteria untuk menilai dan mengevaluasi karya atau project dari murid lain lebih atas hanya beberapa contoh yang ibu dan bapak guru dapat gunakan 

Kita juga dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik murid serta lingkungan dimana ibu dan bapak guru tinggal 

Selamat belajar ibu dan bapak guru hebat salam dan bahagia

Link Video Silahkan Klik Disini