Salam dan bahagia ibu dan bapak guru
Selamat datang kembali di modul dimensi berkebhinekaan Global.
Kali ini kita akan mengulas elemen pertama dari dimensi ini yaitu mengenal dan menghargai budaya
"Anak-anak untuk pelajaran seni dan budaya hari ini, Buatlah suatu karya yang menunjukkan budaya daerah kalian berasal, bisa makanan tradisional, karya seni, atau yang lainnya. Buatlah bersama orangtua. Ingat bukan orang tua yang membuatkan ya tetapi bekerjasama dengan orangtua, diskusikan bersama orang tua. Apa nama karyanya, mengapa memilih karya itu, dan cerita apa yang terkandung dari karya itu. Ibu Beri waktu satu minggu lalu dikumpulkan ya."
"Kamu mau buat Apa?
"Ibuku mau buat jamu, katanya dari dulu sama eyang suka Buat jamu tapi aku ndak tahu itu termasuk budaya atau bukan"
"Aku juga mau tanya Mama Ah"
Ibu dan bapak guru, Apa yang dilakukan ibu Gema tadi ingin mendorong muridnya mengenal dan menghargai budaya asalnya melalui keluarga. Ini juga bisa kita terapkan dalam praktek mengajar kita, melibatkan orangtua dalam mengenal dan menghargai budaya
Mengenalkan murid pada budaya dan menghargainya, tidak hanya sebatas menghasilkan karya atau produk budaya tetapi juga mampu memahami makna atau cerita di produk budaya tersebut, maka murid perlu diberi penjelasan pentingnya mengenal dan menghargai budayanya agar ia Mampu mendalami budaya dan identitas budaya, mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan serta prakteknya, dan menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya
Tiga hal ini merupakan sub-elemen dari elemen mengenal dan menghargai budaya dalam dimensi berkebhinekaan Global
Ibu dan bapak guru ketiga suplemen tersebut dapat kita masukkan ke dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap perkembangan murid
Pada jenjang PAUD, murid dikenalkan identitas diri dan orang lain serta kebiasaan budaya dalam keluarganya dan orang lain
Pada jenjang SD, dan sederajat di akhir Fase ini murid diharapkan dapat mengidentifikasi keragaman budaya di sekitarnya, Menjelaskan peran budaya dan bahasa dalam kehidupannya. Ini akan mendorong murid untuk dapat mendeskripsikan dan membandingkan pengetahuan kepercayaan dan praktik dari berbagai kelompok budaya
Pada jenjang SMP dan sederajat, murid diharapkan dapat menjelaskan perubahan budaya yang mempengaruhi identitas dirinya, memahami dinamika budaya yang terjadi secara personal maupun sosial
Pada jenjang SMA atau SMK dan sederajat, murid diharapkan mampu menganalisis gimana menjadi anggota kelompok lokal, regional, nasional, dan global yang berpengaruh pada pembentukan identitas diri, menginternalisasi menjadi bagian budaya bangsa sehingga mendorong murid untuk dapat menganalisis dinamika budaya dalam dimensi waktu dan konteks yang lebih luas
Sementara pada perkembangan sub-elemen ketiga menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya contoh praktiknya sebagai berikut:
Pada jenjang PAUD murid dapat membiasakan untuk menghargai dan menghormati budaya yang berbeda
Pada jenjang SD dan sederajatnya, murid dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan dari keragaman budaya di Indonesia
Pada jenjang SMP dan sederajat, murid dapat Memahami pentingnya melestarikan dan merayakan tradisi budaya dalam kehidupan sehari-hari
Pada jenjang SMA atau SMK dan sederajatnya, murid dapat memahami pentingnya saling menghormati budaya mempromosikan budaya dan kolaborasi pertukaran budaya yang ditunjukkan dalam perilaku sehari-hari
Ibu dan bapak guru setelah mengetahui capaian tiap sub elemen, kita dapat mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran intrakurikuler, Project penguatan profil pelajar Pancasil,a dan ekstrakurikuler
Misalnya pada anak usia dini berikan aktivitas bermain dengan muatan pengenalan identitas dirinya agar ia terlebih dahulu mengenal dan memahami dengan baik identitasnya
Yang juga penting, guru dapat memberikan penekanan pemahaman bahwa setiap orang atau Individu memiliki identitas yang berbeda sejak lahir, sehingga ia dapat mengenali perbedaan dan persamaan dirinya dengan orang disekitarnya.
Pembiasaan kegiatan bermain berkelompok dengan teman yang berbeda-beda juga dapat mendorong rasa menyayangi, menghargai perbedaan, serta melihat dan kesukaan dari teman-temannya yang berbeda
Pada pembelajaran di Jenjang SD, Guru dapat mengajak murid mengenal identitas kelompok dengan berkunjung dan mengamati berbagai kelompok yang ada di masyarakat. Misalnya berkunjung ke masyarakat dengan suhu atau budaya yang berbeda, bisa juga dengan mengamati kelompok-kelompok yang ada disekitarnya. Murid mencoba mengenali kelompok mana yang terbentuk secara alami dan sosial
Contoh lainnya murid berpasangan dengan temannya dan saling bertanya menelusuri perbedaan dan persamaan masing-masing. Bisa dengan berkunjung ke rumahnya mewawancarai keluarganya dan lain-lain
Ajak murid memperluas wawasannya dengan beragam media belajar untuk dapat mengenali keragaman identitas kelompok lain
Pembelajaran jenjang SMP dan sederajat tentu lebih kompleks, misalnya guru dapat meminta murid membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang. Setiap kelompok dapat memilih nama pulau-pulau di usia dari berbagai sumber masing-masing kelompok mengumpulkan informasi dan berdiskusi tentang keragaman etnis, ras, suku, agama, budaya, dan kesenian yang ada di setiap Pulau.
Lalu murid menganalisis percampuran budaya yang terjadi. Bagaimana dinamika budaya berlangsung pengaruh ke campuran budaya yang ada sampai pada akhirnya murid dapat mengkampanyekan warisan dan identitas budaya luhur yang wajib dijaga dan dilestarikan contoh
Contoh pembelajaran di jenjang SMA atau SMK dan sederajat dapat diarahkan melalui studi kasus misalnya Bagaimana budaya Bali dengan ritual, tarian, dan pakaian khas Bali yang dikenal dunia. Dari situ murid dapat belajar bagaimana menguatkan identitasnya dengan percaya diri ditengah pergaulan Global
Bagi murid yang memiliki ketertarikan budaya lain dibebaskan untuk memilih ketertarikannya dalam menganalisis dinamika budaya untuk memunculkan potensi dan tantangan kedepan bagi budaya bangsa Indonesia. Misalnya dengan promosi dan kolaborasi budaya batik dapat menjadi bagian dari fashion atau pakaian yang mendunia sejajar dengan fashion atau pakaian dari negara-negara lain, sehingga murid dapat mencontoh hal-hal baik dalam menghargai budaya mempromosikan budaya dan berkolaborasi antar budaya
Ibu dan bapak guru masih banyak strategi pembelajaran lain yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan sub-sub elemen ini
Ibu dan bapak guru kecintaan terhadap diri dan budayanya sendiri menjadi modal utama bagi murid untuk dapat menghargai budaya-budaya lain yang ada disekitarnya
Ini juga yang menjadi landasan dalam melatih dan menumbuhkembangkan dimensi berkebhinekaan global dalam diri murid.
Seperti kata Soekarno bahwa "internasionalisme harus ditumbuhkembangkan melalui nasionalisme."
Nasionalisme ini juga menjadi bagian yang penting dari dimensi beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dan bergotong-royong.
Dengan begitu pelajar Indonesia pun dapat berkembang menjadi bagian dari warga dunia yang memiliki jati diri kebangsaan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan universal
Selamat belajar ibu dan bapak guru hebat
Salam dan bahagia
Link Video Silahkan Klik Disini