Numerasi dalam Rapor Pendidikan
Pa Agus: Bu Nung sudah lihat lapor pendidikan sekolah kita coba deh lihat hasil numerasinya Bagaimana ya kita menindaklanjutinya
Bu Nung: sudah Pak dan Kebetulan saya sedang membuka platform Merdeka mengajar ada video yang membahas mengenai numerasi dalam rapor pendidikan Yuk kita nonton sama-sama
Sadarkah kita sering kali kemampuan numerasi di asumsikan secara sempit dengan keterampilan menghitung cepat menggunakan angka, pensil, dan hafalan cepat.
Padahal jika kita mengkaitkan dengan pembelajaran abad 21 kita akan melihat numerasi sebagai alat yang sangat berdaya guna
Numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan mengaplikasikan konsep dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam konteks kehidupan sehari-hari, misalnya di rumah pekerjaan dan lain-lain
Selain itu numerasi juga termasuk kemampuan untuk menganalisis dan menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita misalnya dalam bentuk grafik, tabel, bagan, dan sebagainya, lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan
Oleh sebab itu ketika berbicara mengenai numerasi, kita perlu menyadari bahwa ini bukan hanya tugas pelajaran matematika saja atau tugas guru matematika saja.
Numerasi akan bisa ditemukan dalam pelajaran apapun dari sains hingga sosial dari bahasa Indonesia hingga olahraga, semua bisa turut serta untuk memperkuat kemampuan numerasi
Bapak ibu juga dapat mengakses buku Saku rapor pendidikan Indonesia. Buku Saku rapor pendidikan Indonesia memuat penjelasan mengenai kemampuan numerasi ini
Karena Begitu pentingnya kemampuan numerasi, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan riset dan teknologi menggunakan asesmen nasional untuk memotret input, proses, dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan yang dapat dilihat dalam rapor pendidikan
Mari kita lihat detailnya
Dari hasil asesmen nasional kita akan mendapatkan skor atau nilai yang memperlihatkan kemampuan numerasi satuan pendidikan atau atribut sekolah.
Penjelasan atribut sekolah adalah sebagai berikut:
Itu tadi penjelasan untuk atribut sekolah, tetapi sebenarnya di tiap tahapan di atas
Bagaimana sih profil peserta didik tersebut? Mari kita lihat penjelasannya
Lalu bagaimana memaknai rapor pendidikan tersebut
Hal pertama yang perlu disadari terlebih dahulu adalah semangat asesmen nasional adalah semangat peningkatan kualitas kompetensi bukan hanya sekedar peningkatan nilai, Oleh sebab itu satuan pendidikan dapat melakukan strategi penguatan numerasi dengan melakukan pengembangan terhadap materi pembelajaran yang sudah ada.
Pendekatan yang dapat mengakomodasi adalah dengan numerasi lintas mata pelajaran yaitu peran aktif dari guru mata pelajaran selain matematika untuk melakukan penguatan numerasi di dalam mata pelajaran yang diajarnya dan untuk berkolaborasi dengan guru lain mengenai numerasi dalam kurikulum pada semua mata pelajaran
Ini tidak berarti bahwa pelajaran semua akan berubah menjadi matematika tetapi menanamkan dan menerapkan konten penguatan dan alur pembelajaran numerasi dalam setiap mata pelajaran tanpa kehilangan fokus pada mata pelajaran tersebut
Pendidik dapat menggunakan berbagai pendekatan belajar numerasi melalui hal berikut :
- Mengidentifikasi aspek atau unsur numerasi yang dapat dilakukan penguatan dalam mata pelajaran selain matematika
- Merancang pengalaman dan peluang belajar yang mendukung penerapan pengetahuan dan keterampilan matematika umum peserta didik dalam mata pelajaran selain matematika
- Menggunakan istilah dan terminologi matematika dengan tepat di mata pelajaran non matematika
Mari kita lihat beberapa contoh skenario berikut:
SMA PANCARAN HATI mendapatkan indeks di bawah kompetensi minimum pada bagian kemampuan numerasi dari hasil AN, Pak Eka sebagai guru mata pelajaran olahraga turut berkolaborasi dalam meningkatkan kemampuan numerasi peserta didiknya
Beliau akan memasukkan materi numerasi di kelas 11 dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dengan cara meminta peserta didik menggunakan alat Timbangan dan tinggi badan untuk mengukur indeks lemak tubuh
Kemudian meminta mereka merancang program kebugaran untuk mendapatkan indeks yang ideal supaya peserta didik mendapatkan pengalaman menggunakan peralatan matematika berupa tabel hitungan, Timbangan, dan kalkulator untuk memodelkan kemampuan numerasi dalam fenomena sehari-hari atau misalnya Bu Andri dari SD SEMESTA yang meminta peserta didik di kelas 5 saat pelajaran bahasa Indonesia untuk mengamati sebuah bagan dan meminta mereka menuliskan opini dalam bahasa Indonesia
Hal ini dilakukan dalam rangka kolaborasi meningkatkan kemampuan memerasi peserta didik. Dari contoh tersebut kita melihat bagaimana peserta didik diberikan kesempatan untuk memiliki pengalaman dalam menggunakan konsep dan peralatan matematika dalam bentuk data tabel untuk melihat bahwa permodelan matematika digunakan untuk pengambilan keputusan
Pa Agus: "Oh jadi peningkatan kemampuan numerasi adalah tugas bersama, bukan hanya tugas guru matematika saja tetapi tanggung jawab dan kolaborasi semua guru ya Bu Nung?"
Bu Nung: "Betul Pak Agus, Mari kita berkolaborasi bersama untuk meningkatkan kemampuan nomor resi peserta didik kita"