Salam dan bahagia ibu dan bapak guru
Selamat datang kembali di modul membuat dan memodifikasi modul ajar
Pada materi kali ini kita akan belajar :
- Membuat indikator pencapaian kompetensi dari tujuan pembelajaran yang sudah disusun sebelumnya
- Bagaimana guru mengetahui tujuan pembelajaran sudah tercapai? apa indikatornya?
Bu Belen: Selesai membahas satu materi Saya biasanya menggunakan latihan soal di buku teks untuk uji pemahaman kemudian dilanjut dengan Quiz. Kalau nilai anak-anak bagus berarti sudah tercapai
Pak Bahar: Saya berikan kebebasan kepada anak mereka bisa mengerjakan tugas yang saya berikan dengan caranya masing-masing. Jika kompetensi yang akan dicapai adalah menceritakan kembali mereka bisa mengerjakan dalam bentuk komik puisi lagu atau video lalu kalau mereka harus bekerja dalam kelompok biasanya saya kelompokkan berdasarkan minat dan kemampuan literasi mereka
Pak Tejo: Kalau materinya memungkinkan biasanya saya bikin proyek bisa proyek Mandiri atau proyek kolaborasi tapi sesuaikan lagi dengan waktunya, kalau tidak cukup biasanya dengan kuis saja
Bagaimana dengan ibu dan bapak guru cara Apa yang bisa dilakukan di kelas untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Mari kita tengok kembali cara yang dilakukan ketiga guru. tadi
Cara yang dilakukan Bu Belen akan tepat jika kompetensi yang ingin dicapai pada TP-nya adalah berupa pemahaman namun jika tujuan pembelajarannya adalah mengaplikasikan atau mendemontrasikan maka kurang tepat jika pengukurannya dengan latihan soal
Sedangkan Pak Tejo menggunakan proyek atau kuis bergantung pada ketersediaan waktu namun kompetensi yang diukur pada proyek belum tentu bisa juga diukur dengan kuis. Ini adalah dua alat ukur yang tujuannya berbeda penentuannya bukan pada ketersediaan waktu melainkan tujuan pembelajarannya
Sedangkan Pak Bahar melihat kembali pada kompetensi yang mau diukur ia memberikan kebebasan kepada muridnya untuk menentukan sendiri bentuk tugasnya muridnya bisa membuat komik lagu video atau karya lain yang bisa dipakai sebagai media bercerita karena kompetensi yang mau diukur adalah kemampuan menceritakan kembali dengan pengelompokan murid berdasarkan minat atau kemampuan Literasinya Pak Bahar juga dapat memberikan diferensiasi instruksi berdasarkan kebutuhan murid
Ibu dan bapak guru seperti yang sudah diketahui kita memiliki capaian pembelajaran atau CP sebagai acuan kompetensi akhir di suatu fase capaian pembelajaran ini kemudian kita turunkan menjadi tujuan pembelajaran atau TP yang bertahap
Lalu bagaimana kita memastikan bahwa TP sudah tercapai?
Disinilah Perlunya kita menentukan indikator keberhasilan atau indikator pencapaian kompetensi indikator pencapaian kompetensi diturunkan dari tujuan pembelajaran
Kemudian kita turunkan menjadi indikator berikut
2. menentukan bilangan ganjil atau bilangan genap dari sebuah bilangan
Indikator ini kemudian diukur dengan asesmen bisa berupa formatif atau sumatif. Dengan menentukan indikator akan memudahkan kita dalam menentukan alat ukur saat merancang asesmen pembelajaran
Setelah menentukan indikator kita perlu merancang metode pengajaran yang akan dipakai untuk mencapai indikator tersebut misalnya mulai aktivitas kelompok menggunakan alat bantu presentasi diskusi kemudian latihan Mandiri.
Dalam satu tujuan pembelajaran bisa saja diturunkan menjadi beberapa indikator yang merupakan langkah mencapai suatu kompetensi
Misalnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia tujuan pembelajarannya adalah
"Pelajar mampu menulis teks argumentasi dengan menggunakan dalil dan bukti yang berasal dari pengamatan, pengalaman, dan rujukan yang diketahuinya"
Tentunya murid tidak serta-merta langsung menulis teks argumentasi ada beberapa kemampuan yang harus dicapai dahulu sebelum menulis teks argumentasi yaitu
Indikator Tujuan Pembelajaran
- Mampu menggunakan fakta dan opini dalam teks
- Memahami mengenai struktur dan kebahasaan teks argumentasi
- Mampu mengembangkan kerangka berpikir argumentasi
- Mampu menulis teks argumentasi dengan merujuk pada fakta yang meyakinkan
Jika dilihat Indikator nomor 4 merupakan indikator yang paling mencerminkan ketercapaian tujuan pembelajaran, sedangkan nomor 1 sampai dengan nomor tiga merupakan indikator pendukung sebelum mencapai tujuan pembelajaran seperti contoh sebelumnya setelah menentukan indikator kita merancang pengajaran untuk mencapai indikator tersebut misalnya melalui debat, mempelajari contoh teks argumentasi, diskusi, riset Mandiri, dan praktik menulis.
Selanjutnya sebagai guru tentunya kita ingin mengetahui sejauhmana murid kita menguasai sebuah kompetensi Apakah sudah mahir atau masih perlu bimbingan
Lalu apa tandanya ia sudah Mahir untuk membantu melihat kondisi murid maka kita dapat membuat sebuah kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran
Fungsinya untuk mereka di proses pembelajaran dan mendiagnosis tingkat kompetensi murid bukan menjadi standar minimum kompetensi yang perlu dicapai murid
Setiap murid bisa saja berada pada kriteria pencapaian yang berbeda kita kembali lagi pada contoh di bahasa Indonesia saat Melakukan asesmen terhadap indikator ini kita bisa membagikan ke dalam beberapa tingkat capaian misalnya
- Mahir,
- Cakap,
- Layak, dan
- Berkembang.
Pengelompokan ini kemudian dibuat menjadi rubik misalnya ada beberapa aspek yang mau diukur dari hasil menulis teks argumentasi yaitu
- gagasan
- organisasi dan
- struktur teks serta bahasa
Kemudian dibuatlah masing-masing kriteria untuk setiap aspek ini
- Dikatakan Mahir jika gagasan dapat dipahami pembaca Tak memiliki ide pendukung yang kuat penulis mengikuti pedoman umum ejaan bahasa Indonesia atau PUEBI dan struktur teks lengkap
- Dikatakan berkembang jika gagasan masih sulit dipahami oleh pembaca penulis belum mengikuti PUEBI dan hanya memuat dua bagian dari struktur teks
Dengan begitu kita dapat memiliki data atau informasi tingkat penguasaan muridnya
Kriteria ini bisa berupa data kualitatif
Saat kita Melakukan asesmen sangat mungkin Murid memiliki yang berbeda di tiap aspek misalnya untuk aspek gagasan murid mencapai tingkat capaian Mahir, tapi dalam teksnya kita masih menemukan banyak tulisan dan ejaan yang tidak sesuai dengan PUEBI
Data-data ini perlu kita dokumentasikan dengan baik, contohnya bisa dalam bentuk catatan anekdotal sehingga kita dapat menentukan tindak lanjut yang sesuai
Salah satu contoh tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mendampingi murid untuk menulis dari berikan umpan balik langsung oleh guru atau tindak lanjut lewat assessment teman sebaya dimana murid saling bertukar tulisan dan memberikan umpan balik
Data tingkat kompetensi atau tingkat penguasaan murid terhadap tujuan pembelajaran yang terdokumentasi dengan baik dapat menjadi bahan refleksi dan evaluasi untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Misal, kita mendapatkan data mayoritas murid berada pada kriteria berkembang dan layak ini bisa menunjukkan bahwa metode belajar yang dilakukan belum efektif
Bagaimana ibu dan bapak guru Apakah sudah memahami mengenai indikator dan kriteria pencapaian tujuan pembelajaran Yuk kita ulas kembali apa yang sudah dipelajari
Sekarang mari ibu dan bapak guru siapkan kembali ATP yang sudah dibuat pada materi sebelumnya dan mencoba untuk merumuskan indikator pencapaian kompetensinya
Selamat belajar dan mencoba ibu dan bapak guru hebat salam dan bahagia
Link Video Silahkan Klik Disini
Baca Juga Tentang: